REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Sejumlah perempuan difabel korban kekerasan seksual di Australia mengeluhkan sikap aparat kepolisian. Pasalnya, aparat hukum yang semestinya membantu mereka, justru kerap tak memercayai pengaduan mereka.
"Saya berusaha sekuat tenaga untuk tidak pergi ke kantor polisi. "Hanya karena saya tidak merasa nyaman lantaran mereka tidak memberikan dukungan. Mereka membuat anda merasa direndahkan,” kata Rebecca, salah seorang korban yang sudah putus asa atas perlakuan kepolisian.
Survey ini mengungkapkan kalau korban seperti Jane Rosengrave menghadapi dua kali kerentanan sebagai wanita dan juga sebagai difabel. "Mereka terlalu ketakutan dan khawatir, mereka berpikir tidak ada orang diluar sana yang mau membantu mereka,” kata Rosengrave, salah seorang penyandang disabilitas.
Namun Rosengrave berhasil mendapat bantuan dan akhirnya bisa keluar dari hubungan yang penuh kekerasan. Dia kemudian menjadi pengacara, dan mendorong perempuan difabel yang menjadi korban untuk berani bersuara. "Akan selalu ada orang yang bersedia membantu kita, jadi jika anda menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga, segeralah pergi mencari bantuan,” tegasnya, belum lama ini.