Sabtu 17 May 2014 17:27 WIB

Temui Abbas, Venezuela Sepakat Kirim Minyak ke Palestina

Rep: c63/ Red: Citra Listya Rini
Presiden Venezuela, Nicolas Maduro
Foto: whatsnextvenezuela.com
Presiden Venezuela, Nicolas Maduro

REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Presiden Venezuela Nicolas Maduro baru saja menyepakati perjanjian kerjasama pengiriman minyak dan diesel dengan Palestina dalam kunjungan Presiden Mahmoud Abbas ke Caracas, Sabtu (17/5). Kesepakatan tersebut juga merupakan bagian dari upaya mempererat kedua hubungan dua negara beda benua tersebut.

Venezuela yang merupakan negara dengan cadangan minyak terbesar di dunia mengatakan akan menyediakan 240 ribu barel minyak untuk Palestina. Sedangkan mengenai mekanisme pengiriman minyak tersebut, Maduro belum menjelaskan secara rinci.

“Terima kasih Venezuela yang telah mendukung Palestina untuk mematahkan monopoli Israel dalam perekonomian kita, atas tanggapan Anda dengan kebutuhan kita, atas kesediaan Anda untuk mendukung rakyat Palestina dalam perjuangan yang panjang," kata Abbas seperti dilansir Ma’an News Agency.

Selain perjanjian kerja sama, kedatangan Mahmoud Abbas ke Venezuela sejak Kamis kemarin tersebut juga sebagai bentuk mempererat hubungan Palestina dengan negara di kawasan Amerika Latin.

Seusai pertemuan, Presiden Maduro juga sepakat untuk mendukung upaya Palestina untuk diberikan status pengamat dalam tiga organisasi regional Amerika Latin yakni Uni Negara Amerika Selatan, Aliansi Bolivarian untuk Rakyat Amerika ( ALBA ) dan Komunitas Amerika Latin dan Karibia. 

Terlebih Palestina telah memenangkan sebagai negara status pengamat di PBB pada bulan November 2012. Hal itu kemudian yang membuka jalan bagi Palestina untuk mengadakan sejumlah kesepakatan internasional.  "Rakyat Palestina juga memiliki hak untuk mempertahankan hubungan komersial dengan dunia," kata Maduro.

Abbas tiba di Caracas pada hari Kamis sehari setelah pertemuan dengan Menteri Luar Negeri AS John Kerry di London. Kunjungan juga dilakukan beberapa hari setelah gerakan perlawanan Palestina yang berbasis di Gaza, Hamas dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), yang mencakup partai Fatah, sepakat untuk menyelesaikan perbedaan mereka dan membentuk pemerintah persatuan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement