REPUBLIKA.CO.ID, CRIMEA– Ketika Rusia menguasai Crimea pada Maret lalu, negara tersebut tak hanya menguasai tanah Crimea, tapi juga wilayah maritimnya. Tak tanggung-tanggung, Rusia bahkan mencaplok wilayah lautan dengan ukuran lebih dari tiga kali lipat beserta haknya atas sumber daya laut yang senilai triliun dolar.
Rusia menyebut pencaplokan tersebut sebagai reklamasi wilayah yang sah dan memperlihatkan bahwa pihaknya tidak tertarik terhadap sumber daya minyak dan gas yang sekarang ini tengah memanas di Laut Hitam. Namun, langkah tersebut juga memperluas wilayah maritime Rusia, dan secara diam-diam memberikan Rusia kekuasaan atas cadangan minyak dan gas.
Kondisi ini pun membuat Ukraina bisa semakin jatuh ketika negara tersebut berharap dapat membangun kemandirian energi. Langkah yang diambil Rusia ini dibawah kesepakatan internasional yang memberikan kedaulatan negara atas wilayah hingga 230 mil dari garis pantainya. Selama dua tahun sebelumnya, Rusia pun tak berhasil mendapatkan akses sumber energi di wilayah yang sama berdasarkan perjanjian dengan Ukraina.
“Ini masalah besar,” kata Carol R. Saivetz, ahli Eurasia Program Studi Keamanan dari Institut Tehnologi Massachusetts. “Hal ini menghalangi Ukraina untuk mengembangkan sumber daya alamnya dan menyerahkannya ke Rusia. Sehingga membuat Ukraina lebih rentan terhadap tekanan Rusia,” lanjutnya seperti dilansir dari New York Times.
Sementara itu, Gilles Lericolais , direktur urusan Eropa dan internasional dalam kelompok ilmu kelautan di Prancis, menyebut pencaplokan Crimea oleh Rusia sangat jelas untuk mengambil kekayaan di lepas pantai negara wilayah tersebut.
Di Moskow, juru bicara Presiden Vladimir Putin mengatakan tak ada hubungannya antara pencaplokan Crimea dengan sumber daya alam. Ia pun menambahkan Rusia bahkan tidak peduli akan kekayaan gas dan minyak di wilayah tersebut. “Dibandingkan dengan semua potensi yang dimiliki Rusia, tak ada minat kami dalam hal itu,” kata juru bicara Dmitry Peskov, Sabtu lalu.
Exxon Mobil, Royal Dutch Shell dan perusahaan minyak lainnya telah mengekplorasi Laut Hitam. Sejumlah pengamat petroleum pun mengatakan potensinya dapat menyaingi Laut utara. William B. F. Ryan, seorang ahli geologi kelautan di Lamont-Doherty Earth Observatory dari Universitas Kolumbia, mengatakan akusisi Laut Hitam Rusia memberikannya potensi cadangan minyak.