REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Indonesia merupaka negara besar, sayangnya belum memaksimalkan kebesarannya karena infrastruktur yang belum memadai. Lebih dari itu, masih berfokus pada sumber daya alam, dan kurang memanfaatkan teknologi tinggi. Kondisi inilah yang menjadi masalah dan tantangan yang dihadapi Indonesia saat ini.
Demikian beberapa poin tersebut diungkapkan Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo dan Ketua Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman Hadad di Melbourne, Jumat (16/5) malam lalu. Kedua pejabat dari Tanah Air itu hadir dan menyampaikan pidatonya dalam pembukaan Indonesia Karir Expo yang diselenggarakan PPIA Universitas Melbourne.
Agus Martowardojo dan Muliaman Hadad mengungkapkan hal tersebut dalam acara tanya jawab mengenai tantangan yang dihadapi oleh Indonesia saat ini. Indonesia Karir Expo ini diselenggarakan untuk pertama kalinya di Australia dimana berbagai perusahaan Indonesia hadir di Australia guna merekrut langsung para lulusan asal Indonesia.
"Saya sedang membaca buku yang mengatakan bahwa dua hal yang dihadapi Indonesia saat ini adalah Indonesia saat ini belum mampu menggunakannya kebesarannya, kedua Indonesia belum menjadi bagian dari aktivitas global. Dan saya pribadi setuju dengan kedua pendapat tersebut." kata Muliaman Hadad, yang pernah juga menjadi Wakil Gubernur Bank Indonesia.
Menurutnya, Indonesia memang memliki semua besaran yang ada, daerah yang luas, penduduk yang banyak dan potensi alam, namun itu semua belum dimanfaatkan sebagai satu kesatuan.
Baik Muliaman Hadad dan Gubernur BI Agus Martowardojo menekankan kembali masalah infrastruktur yang memang sudah banyak dibicarakan sebagai bagian dari tantangan paling besar di Indonesia.
"Kita belum merupakan bagian dari jaringan global dimana dunia sekarang semakin terkait satu sama lain. Bila kita lihat di Indonesia untuk mengirim barang dari Jakarta ke Padang misalnya biayanya lebih mahal dari mengirim barang dari Jakarta ke Singapura karena tranportasi laut kita belum memadai."
"Juga dengan transportasi udara, kalau kita mau terbang dari Pontianak ke Surabaya, tidak ada penerbangan langsung, tetapi kita harus terbang ke Jakarta terlebih dahulu," tambah Muliaman Hadad.
"Namun kalau kita lihat sekarang kita masih menghasilkan bahan alami, belum bisa mengolahnya dengan nilai tambah yang lebih tinggi. Juga kalau kita lihat di pulau Jawa, teknologi yang kita miliki masih teknologi tingkat rendah," kata Agus Martowardojo.
Menurut Agus Martowardojo, di bidang pendidikan, menurut laporan Bank Dunia, 30 persen lulusan perguruan tinggi di Indonesia tidak siap bekerja, sehingga mereka perlu dilatih kembali oleh perusahaan untuk siap bekerja sehingga diperlukan waktu tambahan 6 sampai 2 tahun hingga para lulusan tersebut untuk siap bekerja.
Oleh karena ini Muliaman Hadad dan Agus Martowardojo menyambut baik adanya kegiatan seperti Indonesia Karir Expo di Melbourne guna menarik para lulusan Indonesia yang sekolah di luar negeri termasuk di Australia.
"Indonesia masih kekurangan begitu banyak keahlian hampir di semua bidang. Di bidang keuangan saja yang saya geluti, keahlian di bidang perbankan, jasa keuangan, asuransi dll masih sangat diperlukan," kata Muliaman Hadad.
Apalagi di tahun 2015, Indonesia sebagai bagian dari ASEAN akan menjadi pasar terbuka. "Maka silahkan para lulusan kita di luar negeri untuk kembali. Kalau tidak, warga ASEAN lain akan masuk ke negara kita. Saya dengar bahwa sekarang warga Kamboja, Thailand atau Vietnam sudah mulai belajar bahasa Indonesia untuk mengantisipasi pasar terbuka ASEAN tersebut," kata Muliaman Hadad, belum lama ini.