Senin 19 May 2014 16:20 WIB

Pengiriman Kapal Posisikan Cina Sebagai Korban Sengketa

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Julkifli Marbun
Kerusuhan Anti-Cina di Vietnam
Foto: AFP
Kerusuhan Anti-Cina di Vietnam

REPUBLIKA.CO.ID, HANOI -- Dua dari empat kapal penumpang Cina tiba di pelabuhan Vietnam untuk mengevakuasi pekerja Cina di Vietnam, Senin (19/5). Manuver dramatis itu dilakukan Cina untuk menekan Vietnam.

 

Masing-masing kapal yang mampu menampung seribu penumpang tersebut tiba di pelabuhan Vung Ang Senin pagi. Pejabat pemerintah di Ha Tinh Thai Tran Linh mengatakan sebelum kapal merapat ke dermaga, dilakukan pemeriksaan dokumen kapal yang bertolak dari Pulau Hainan itu.

 

Tidak lama kapal kembali ke Cina dengan membawa 989 penumpang. Seperti dilansir Xinhua, kapal penumpang bernama Wuzhishan tersebut diperkirakan tiba di kota pelabuhan Cina selatan Haikou pada Selasa pagi.

 

Menyusul berangkatnya kapal pertama, kapal kedua Tongguling merapat untuk melanjutkan evakuasi. Dua kapal lainnya dalam kondisi siaga. Beberapa pekerja Cina yang terluka telah diterbangkan ke Cina dengan menggunakan dua pesawat penerbangan sewaan.

 

Pelabuhan Vung Ang merupakan bagian dari kompleks pabrik baja Taiwan seluas 250 kilometer yang masih dalam tahap pembangunan. Kompleks ini menjadi serbuan massa anti-Cina pekan lalu.

 

Dua pekerja Cina tewas dan 140 terluka dalam serangan itu. Sejumlah bagian pabrik juga terbakar. Linh mengatakan pabrik tersebut mempekerjakan sekitar 3.000 pekerja Cina.

 

Sejak Kamis pekan lalu, kekerasan dan protes sudah reda. Kondisi itu memungkinkan warga Cina meninggalkan Vietnam tanpa hambatan berarti.

 

Pakar Vietnam dari Hong Kong's City University Johnathan London mengatakan negara berkewajiban membantu warganya. Menurutnya, tindakan Cina  mengirim kapal merupakan pesan bagi dunia internasional bahwa Cina adalah korban. Tindakan itu juga menciptakan gambaran Vietnam sedang dalam kondisi tidak stabil dan adanya ancaman terselubung atas tindakan hukuman.

 

"Manuver ini mungkin menunjukkan Xi Jingpin lebih tertarik memperdalam krisis. Jika benar, ini bukan pertanda baik bagi mereka yang berharap menurunnya ketegangan dan upaya baru menyelesaikan konflik," ujar dia dalam email kepada AP, Senin (19/5).

 

Sekitar 400 pabrik lain di seluruh Vietnam rusak atau hancur dalam kekerasan massa. Sebagian besar berada di kawasan industri dekat dengan Ho Chi Minh. Banyak pabrik milik Taiwan dan negara Asia lain menjadi korban salah sasaran atau penjarahan oleh sekelompok orang.

 

Pemerintah Vietnam tidak terima atas pemindahan anjungan minyak Cina di Laut Cina Selatan. Rakyat turun ke jalan memprotesnya, padahal unjuk rasa sangat jarang berlangsung di negeri itu. Namun, demonstrasi yang berubah menjadi kekerasan itu mengancam reputasi negara sebagai negara yang aman untuk berinvestasi.

 

Cina mengutuk kekerasan tersebut dan menuntut Vietnam mengambil langkah-langkah tegas dan efektif untuk menghentikannya. Cina meminta Vietnam menjamin keselamatan semua warga negara dan perusahaan Cina. Selain meminta semua pelaku dihukum, Cina juga menuntut pemberian kompensasi.

 

Dikutip dari Thanh Nien News, polisi di Vietnam selatan mengatakan mereka masih menyelidiki sejumlah geng kriminal yang menjarah pabrik, membakar gudang dan menimbulkan gangguan selama demonstrasi pekan lalu. Polisi Provinsi Binh Duong mengatakan banyak dari para perusuh adalah anggota geng kriminal yang sebelumnya telah mereka lacak. Sebagian besar tersangka yang ditahan telah mengaku tindakan ilegal mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement