Senin 19 May 2014 19:29 WIB

Kapal Cina Petakan Dasar Laut untuk Cari MH370

    Australian Maritime Safety Authority (AMSA) menunjukkan perkiraan posisi objek mengapung yang diduga bagian dari pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang di selatan Samudra India.
Foto: AP Photo/Australian Maritime Safety Authority
Australian Maritime Safety Authority (AMSA) menunjukkan perkiraan posisi objek mengapung yang diduga bagian dari pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang di selatan Samudra India.

REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Sebuah kapal survei China akan mulai memetakan dasar laut di lepas pantai Australia pekan ini sebagai bagian tahap terbaru dalam pencarian pesawat penumpang Malaysia MH370, menurut para pejabat berwenang Senin (19/5).

 

Pihak berwenang China, Australia, dan Malaysia bertemu di kota pelabuhan pantai barat Australia, Freemantle, pada akhir pekan dan sepakat bahwa kapal China Zhu Kezhen akan melakukan survei bathymetric dasar Samudera Hindia sebagaimana diarahkan oleh para penyelidik kecelakaan udara Australia, demikian kata Pusat Koordinasi Antar Badan Pemerintah Australia dalam pernyataan.

 

Pusat Koordinasi yang berbasis di Canberra itu mengatakan kapal tersebut dijadwalkan berlayar ke daerah survei Rabu, jika cuaca memungkinkan.

 

Para pejabat yakin Malaysia Airlines Boeing 777 yang hilang bersama 239 penumpang dan awaknya pada 8 Maret itu dalam penerbangan dari Kuala Lumpur ke Beijing membelok jauh dari arah penerbangannya dan jatuh di bagian selatan Samudera Hindia.

 

Setelah pencarian awal dari udara dan dasar laut gagal menemukan jejak rongsokan pesawat itu, pihak berwenang bulan ini mengumumkan tahap baru daerah pencarian dasar laut yang sangat diperluas yang meliput 60 ribu kilometer persegi. Tahap baru itu juga melibatkan pemetaan dasar laut dimana kedalaman dan topografi di beberapa bagian tidak diketahui.

 

Perundingan sedang berjalan untuk menyewa peralatan sonar yang kuat untuk mengamati dasar laut untuk mencari rongsokan pesawat itu dan dapat menjangkau kedalaman laut lebih dari 7 kilometer.

sumber : VOA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement