Selasa 20 May 2014 15:41 WIB

Harapan Pedagang Pasar di Kaltim untuk Presiden Baru

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Sejumlah pedagang di Pasar Inpres Kebun Sayur di Balikpapan, Kalimantan Timur, memiliki harapan tersendiri bagi presiden yang akan dipilih nanti. Salah satu harapannya adalah memperbaiki kondisi mereka, dengan memajukan pariwisata di Kalimantan.

Meski namanya Pasar Inpres Kebun Sayur. Tapi nyaris tidak ada penjual sayur-mayur di lokasi yang berjarak sekitar 15 menit dari pusat kota Balikpapan ini. Pasar ini cukup populer bagi para wisatawan untuk membeli oleh-oleh kerajinan khas Kalimantan, terutama bagi mereka yang senang mengumpulkan perhiasaan dari bebatuan.

Suasana Pasar Inpres Kebun Sayur (Foto: ABC International, Erwin Renaldi)

Pasar Kebun Inpres sudah berdiri sejak tahun 1982, saat pemerintahan Presiden Suharto. Tetapi, sejumlah pedagang mengaku kalau fasilitas yang ada di pasar ini seharusnya bisa bertambah. Tak hanya itu, mereka pun berharap agar promosi pariwisata di Kalimantan ditingkatkan.

Lantas siapa pemimpin yang dijagokan oleh sejumlah pedagang di pasar ini? Kami berbincang dengan mereka pada pekan lalu, saat partai-partai peserta pemilu masih menentukan poros koalisi, sebelum menentukan calon presiden.

Misrah, pedagang kain
Misrah, pedagang kain
(Foto: ABC International, Erwin Renaldi)
Misrah yang sehari-hari bekerja di sebuah toko kain mengaku kalau pada awalnya binggung untuk menentukan siapa calon presiden pilihannya. Tetapi setelah partai-partai mulai berkoalisi, pilihannya semakin jelas.

"Inginnya agar Jokowi berpasangan dengan Jusuf Kalla," ujar Misrah. "Jokowi itu dikenal sangat memperhatikan dan peduli terhadap rakyat, sedangkan JK memiliki kemampuan mengurus ekonomi."

Dasman, pemilik toko aksesoris bebatuan
Dasman, pemilik toko aksesoris bebatuan
(Foto: ABC International, Erwin Renaldi)
Dasman sudah lama memiliki toko yang menjual perhiasan dengan bahan dasar batu-batu khas Dayak, Kalimantan. Saat ditemui di tokonya, Dasman mengaku kalau sebenarnya tidak terlalu peduli dengan siapapun orangnya yang menjadi presiden. Tetapi ia berpendapat, kalau melihat dari para calon presiden yang ada, akan lebih baik jika menggabungkan unsur militer dan sipil.

"Misalnya Jokowi dengan Wiranto, atau Prabowo dengan siapa sajalah asal satu lagi warga sipil," kata Dasman. "Ada kalanya bangsa ini perlu pemimipin yang tegas, itu bisa diwakili militer, tetapi perlu juga yang tahu benar apa yang diingin rakyat."

Khairun Nissa, pemilik toko kain dan aksesoris
Khairun Nissa, pemilik toko kain dan aksesoris
(Foto: ABC International, Erwin Renaldi)
Khairun Nissa ikut membantu berjualan di toko milik ibunya. Tokonya ini khusus menjual kain-kain dan aksesoris yang dibuat oleh masyrakat lokal di Kalimantan Timur, bahkan beberapa kerajinan dibuat oleh anak-anak yang putus sekolah.

Saat ditanya soal siapa jagoannya pada pemilihan presiden nanti, ia masih menimbang antara Jokowi atau Wiranto. "Sebenarnya ini pilihan yang sulit ya," ungkap Nissa. "Wiranto punya pengalaman memimpin, tetapi Jokowi pun bisa membuktikan sebagai pemimpin yang tegas, saat menjabat sebagai gubernur."

Mukhriza Aprizaldinur, pemilik toko kerajinan
Mukhriza Aprizaldinur, pemilik toko kerajinan
(Foto: ABC International, Erwin Renaldi)
Sudah lebih dari 10 tahun, Mukhriza dan ayahnya menempati sebuah toko di Pasar Inpres Kebun Sayur untuk berjualan oleh-oleh kerajinan khas Kalimantan. Mukhriza mengaku turis yang berkunjung ke Kalimantan masih kurang.

"Makanya, saya tidak terlalu peduli dengan siapa yang jadi presiden," ujarnya pada Erwin Renaldi dari ABC International. "Dari dulu hingga sekarang pasar masih begini-begini saja, belum ada fasilitas baru."

Mukhriza dan ayahnya berharap kalau presiden baru nantinya bisa juga mempromosikan pariwisata di kawasan Kalimantan, "tidak hanya mempromosikan di daerah yang itu-itu saja," tambahnya.

Menangkan kesempatan belajar Bahasa Inggris di Australia - Klik tautan berikut: https://apps.facebook.com/australiaplus

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement