Selasa 20 May 2014 10:33 WIB

Perundingan Damai Israel-Palestina Terus Diupayakan

Israel Palestina
Israel Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Kepala perunding Israel Tzipi Livni mempertahankan pertemuannya dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di London pekan lalu. Di tengah kecaman yang menuduh dia bertindak atas namanya sendiri dan bukan untuk Israel.

"Untuk semua politikus yang melancarkan kecaman, saya ingin menjelaskan, kami akan terus melakukan apa yang kami percaya, dan itulah apa yang saya lakukan pekan lalu dengan bertemu dengan Presiden (Palestina Mahmoud Abbas)," kata Livni kepada anggota faksinya, Hatnua, di Knesset (Parlemen Israel), Senin (19/5).

"Kita masih berada di sini dan rakyat Palestina masih di sini. Kepentingan kami ialah menyelesaikan konflik, dan mengabaikan kenyataan bukan pilihan yang sesungguhnya. Mengabaikan pihak lain tidak bertanggung jawab," kata Livni menambahkan.

Livni juga mengatakan perundingan langsung adalah cara terbaik untuk mencapai penyelesaian dan ia akan terus memajukan kepentingan Israel demi kepentingan masa depan. Ia juga menambahkan Israel tak bisa mengabaikan kesepakatan antara Fatah dan HAMAS.

Perunding Israel tersebut bertemu dengan Abbas pada Kamis (8/5) dua pekan lalu, setelah Israel mengumumkan pembekuan perundingannya dengan Pemerintah Otonomi Palestina sesudah kesepakatan perujukan ditandatangani antara Fatah dan HAMAS. 

Israel telah mencap Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS) sebagai organisasi teroris yang berkomitmen akan menghancurkan negara Yahudi. Menurut laporan di media Israel, para pejabat di kantor perdana menteri Israel mengatakan meskipun Benjamin Netanyahu mengetahui lebih dulu mengenai pertemuan itu, Livni bertindak sendiri dan tidak mewakili pemerintah.

Beberapa menteri sayap-kanan termasuk Menteri Luar Negeri Avigdor Lieberman mengecam pertemuan tersebut, dan mencela politikus liberal Israel tersebut karena bertemu dengan para pejabat Palestina setelah kesepakatan perujukan itu. Namun, Livni juga telah dikecam oleh politis sayap-kiri, yang mengatakan Livni mesti mundur sebab pembicaraan tersebut telah dihentikan. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement