REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Organisasi sosial kemanusiaan yang berbasis di Indonesia, MER-C (Medical Emergency Rescue Committee), telah merampungkan pembangunan Rumah Sakit Indonesia di wilayah Gaza, Palestina. Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengajak masyarakat Indonesia agar memberikan bantuan lanjutan untuk pengadaan peralatan medis bagi rumah sakit wilayah konflik Palestina-Israel itu agar bisa beroperasi secara optimal.
Untuk kelengkapan alat-alat medis itu membutuhkan anggaran sekitar Rp 65 miliar. Angka ini mencapai dua kali lipat dari biaya pembangunan gedung rumah sakit tersebut.
"Hal yang patut disyukuri bahwa melalui Mer-C masyarakat Indonesia dapat mendirikan Rumah Sakit Indonesia di Gaza. Diharapkan masyarakat Indonesia khususnya umat muslim, terus melakukan bantuan lanjutan agar dapat segera mengisi rumah sakit tersebut dengan perlengkapan medis, sehingga dapat segera beroperasi dengan maksimal," ujar Ketua Umum MUI, Din Syamsudin, usai menerima utusan Mer-C Selasa (20/5).
Terwujudnya RS Indonesia di Gaza, menurut Din, merupakan bukti nyata dari solidaritas masyarakat Indonesia khususnya umat muslim dalam memberikan kepedulian terhadap penderitaan panjang yang dialami oleh bangsa Palestina. Penderitaan yang disebabkan karena terjajahnya tanah Palestina oleh kaum zionis Israel, sehingga menimbulkan tragedi yang memilukan yang menelan banyak korban jiwa, termasuk kaum wanita dan anak-anak.
Dalam keteranganh sebelumnya, Kepala Divisi Penggalangan Dana MER-C, Luly Larisa, mengungkapkan, pembangunan fisik RS Indonesia Gaza dikerjakan mulai 14 Mei 2011. Dibangun di atas tanah wakaf pemerintah Palestina seluas 16.261 meter persegi.
Mi'raj Islamic News Agency (MINA) menulis, lokasi RS Indonesia itu berada sekitar 2,5 kilometer dari perbatasan Israel. Dengan begitu, sering dipantau oleh pesawat tempur tanpa awak (drone) Angkatan Udara Israel.
Meski selalu dipantau, pembangunan RS Indonesia terus berjalan tanpa gangguan dan hambatan.