REPUBLIKA.CO.ID, QUEENSLAND -- Dewan Kanker Queensland (CCQ) mengaku tak terkejut atas hasil penelitian yang menyatakan bahwa banyak dokter mengira gejala awal melanoma atau tumor kulit berbahaya sebagai luka atau jerawat. Hasil penelitian yang dirilis Jurnal Dermatologi Australia itu menyebut, hampir separuh dari kasus kematian melanoma disebabkan pembengkakan atau gumpalan yang menyerupai jerawat ketimbang gejala khas kanker kulit.
Para dokter kulit dari Pusat Perawatan Melanoma di negara bagian Victoria mengungkapkan, kebanyakan dokter di Australia mengacuhkan beberapa gejala awal kanker, yang tampak seperti gumpalan bulat berwarna merah atau cokelat.
Profesor John Kelly dari Pusat Perawatan Melanoma mengatakan, untuk mengurangi tingkat kematian, para dokter dan pasien harus lebih awas terhadap gejala pembengkakan ini, yang tumbuh dengan cepat dan dianggap dengan mudahnya sebagai jerawat.
Juru Bicara CCQ, Katie Clift, menjelaskan, negara bagian Queensland masih memegang rekor jumlah penderita kanker kulit terbanyak di dunia, dengan 316 orang meninggal tiap tahunnya karena melanoma.“Kita telah melihat jumlah penderita melanoma akut pada kaum muda Queensland, menurun. Tapi sangat penting bagi kita sebagai masyarakat untuk mengecek kulit kita sendiri, sementara bagi para ahli, yang punya pendidikan khusus, agar mereka bisa mendeteksi kanker kulit sedini mungkin,” tegasnya, belum lama ini.
Katie mengutarakan, tingkat diagnosa kanker kulit di Queensland juga masih tinggi, dengan 3000 kasus baru terdeteksi tahun lalu. “Jika anda melihat perubahan pada kulit anda, bahkan perubahan sekecil apapun yang anda rasakan dan anda pikir itu adalah sesuatu yang tak perlu dikhawatirkan, segera periksakan ke dokter. Periksa kulit secara rutin dan pelajari kulit anda sendiri,” imbuhnya.