REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat dan seorang pejabat tinggi Perserikatan Bangsa Bangsa, Selasa (20/5) waktu setempat, menyerukan segera penyelidikan atas kematian dua pemuda Palestina yang ditembak pekan lalu oleh polisi perbatasan Israel di Tepi Barat.
Para pemuda itu ditembak mati ketika polisi Israel merespon demonstrasi menandai ulang tahun ke-66 Nakba ("bencana"). Aksi tersebut menolak pembentukan negara Yahudi itu.
Kelompok Pembela Anak Internasional-Palestina telah merilis rekaman televisi yang menunjukkan kematian tersebut tak beralasan atas diri Musaab Nuwarah (20) dan Mohammed Udeh (17). Israel menolak rekaman itu, namun mengatakan pihaknya telah berupaya mengobati keduanya.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jen Psaki, mengatakan Amerika Serikat telah melakukan kontak dengan pemerintah Israel.
"Kami mengamati dengan erat setelah insiden ini dan video. Kami mencari informasi tambahan dari pemerintah Israel," katanya di Washington.
"Kami minta pemerintah Israel untuk melakukan cepat dan transparan penyelidikan untuk menentukan fakta-fakta seputar insiden itu, termasuk penggunaan kekuatan tak sebanding untuk ancaman yang ditimbulkan oleh demonstran,'' katanya.
Asisten Sekretaris Jenderal PBB untuk urusan politik, Oscar Fernandez-Taranco, juga mendesak untuk menyelidiki kasus itu.
"Ini adalah kekhawatiran serius yang informasi awal tampaknya menunjukkan bahwa kedua warga Palestina itu tewas. Keduanya tidak bersenjata dan tidak menimbulkan ancaman langsung," kata Fernandez-Taranco.
"PBB menyerukan penyelidikan independen dan transparan oleh pihak berwenang Israel atas kedua kematian itu,'' katanya.