REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Ledakan dan pertempuran sengit senjata anti-pesawat terdengar di dekat dua kamp militer di Ibukota Libya pada Rabu (21/5) pagi ini. Hal ini terjadi menyusul penyerbuan parlemen pada Ahad (18/5), yang mana menjadi kekerasan terbulan dalam beberapa bulan terakhir.
Ledakan keras terdengar di dekat barak tentara Al-Yarmouk di distrik Salaheddin, namun beberapa saat setelahnya terdengar mereda. Suara tembakan juga terdengar di sebuah kamp militer di timur Tajoura, wilayah yang berada di pinggiran Kota Tripoli.
Warga di sekitar lokasi kamp militer mengatakan tidak tahu jelas siapa yang melakukan penembakan dan ledakan. Penyebab pasti suara itu ada juga masih belum diketahui hingga kini. "Kami mendengar ledakan keras juga suara tembak menembak, tapi kami tidak tahu siapa yang saling menyerang," ujar salah seorang warga di Tajoura pada Rabu (21/5).
Meski ledakan dan tembakan terdengar di beberapa bagian dekat kamp militer Tripoli, bagian lain kota tersebut tampak tenang. Hal ini terjadi dalam dua hari terakhir, pasca penyerbuan parlemen yang mengakibatkan dua orang tewas.
Serangan sejumlah kelompok oposisi yang dulu menggulingkan Muammaf Qadafi pada 2011 diduga adalah tindakan kudeta. Mereka dikatakan oleh Parlemen Libya ingin dapat mengontrol produsen minyak di negara tersebut.
LNA sebagai kelompok oposisi yang melancarkan serangan lebih dulu mengatakan tindakan mereka bukanlah suatu kudeta. Mereka hanya ingin membersihkan Libya dari kelompok yang mereka tuding sebagai militan islam garis keras.