Rabu 21 May 2014 11:19 WIB

Senjata Kimia Suriah Diyakini Sudah Dimusnahkan

Jasad korban serangan senjata kimia di Ghouta, Suriah, Rabu (21/8).
Foto: AP/Shaam News Network
Jasad korban serangan senjata kimia di Ghouta, Suriah, Rabu (21/8).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Satu misi gabungan yang mengawasi pemusnahan program senjata kimia di Suriah pada Selasa (20/5) mengkonfirmasi negara Arab itu telah memusnahkan seluruh simpanan Isopropanolnya yang dilaporkan, kata juru bicara PBB.

"Dari Suriah, Misi Gabungan Organisasi bagi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW)-Perserikatan Bangsa-Bangsa mengkonfirmasi pemusnahan seluruh simpanan Isopropanol yang diumumkan oleh Suriah," kata Stephane Dujarric, Juru Bicara bagi sekretaris jenderal PBB, dalam taklimat harian di Markas PBB, New York.

Berdasarkan rencana pemusnahan yang disetujui oleh OPCW pada November, Suriah diharuskan memusnahkan simpanan Isopropanolnya --yang diperkirakan berjumlah 100 ton-- yang bisa digunakan sebagai bahan sarin.

Sementara itu, juru bicara tersebut mengutip Misi itu bahwa "7,2 persen bahan senjata kimia Suriah masih ada di negeri tersebut dan menunggu pemindahan cepat untuk selanjutnya dimusnahkan".

"Misi Gabungan mendesak Pemerintah Suriah agar melaksanakan tugasnya sesegera mungkin," tambah Dujarric, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu.

Dewan Keamanan PBB dengan suara bulan mensahkan resolusi pada September tahun lalu untuk membersihkan negara Timur Tengah tersebtu dari senjata kimianya. Berdasarkan resolusi itu, OPCW diberi mandat untuk mengawasi pemusnahan bahan senjata kimia di Suriah.

Pemindahan sebagian besar bahan paling penting dimusnahkan dimulai pada awal Januari.

Berdasarkan keputusan yang diambil oleh Dewan Keamanan dan Dewan Pelaksana OPCW, seluruh simpanan senjata kimia Suriah mesti dimusnahkan sampai 30 Juni 2014.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement