Rabu 21 May 2014 12:57 WIB

Video Penembakan Remaja Palestina oleh Israel Beredar di Youtube

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: M Akbar
Tentara Israel menahan seorang warga Palestina
Foto: AP/Mohammed Ballas
Tentara Israel menahan seorang warga Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Sebuah video menayangkan penembakan dua remaja Palestina oleh Israel dirilis oleh kelompok HAM pada Selasa (20/5) waktu setempat. Penembakan tersebut dilakukan oleh pasukan keamanan Israel selama aksi unjuk rasa yang dilakukan pada pekan lalu.

Tidak ada tanda-tanda ancaman bahaya dalam aksi unjuk rasa tersebut. Sehingga kelompok HAM pun menyebut penembakan tersebut melanggar hukum.

Dalam video itu direkam ketika itu warga Palestina menggelar aksi protes di sepanjang Tepi Barat pada hari Nakba ketika mereka tengah memperingati dicaploknya wilayah mereka oleh Israel dalam perang 1948. Ribuan warga Palestina pun harus meninggalkan rumahnya.

Menurut pejabat rumah sakit Palestina, dua remaja Palestina yang ditembak tersebut bernama Muhammad Abu Thahr dan Nadim Nuwara. Mereka telah ditembak di bagian jantung. Pada awalnya, pihak pejabat menyebut para korban berusia 22 dan 17 tahun, namun kemudian diralat menjadi 16 dan 17 tahun.

Kelompok Pembela Anak Internasional (DCI) mengunggah video yang berdurasi dua menit itu di YouTube. Mereka mengatakan video tersebut telah diedit dari durasi enam jam dan diambil dari kamera keamanan di sebuah perusahaan milik Palestina yang merekam lokasi kejadian.

Lanjutnya, video tersebut menunjukan para pasukan Israel telah melakukan pembunuhan yang melanggar hukum. Padahal, tak satupun remaja di lokasi kejadian melakukan aktivitas yang membahayakan saat mereka ditembak.

Pemerintah Palestina pun menyebut Israel sebagai pembunuh berdarah dingin dan melakukan kejahatan perang melawan anak-anak yang tak berdaya.

Sedangkan, militer Israel mengatakan telah melakukan penyelidikan awal dan mengisyaratkan bahwa personel keamanan telah menembakkan peluru karet, bukan peluru tajam selama bentrokan yang terjadi di luar penjara Ofer di Israel di dekat kota Tepi Barat, Ramallah pada 15 Mei lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement