Ahad 25 May 2014 08:55 WIB

Kini Anda Bisa Pesan Jas Rancangan Sendiri Lewat Internet

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Sudah sejak berpuluh tahun lalu, negara-negara Asia menjadi tujuan para pebisnis yang ingin membuat jas bagus dengan harga terjangkau. Dua anak muda dari Australia pun memanfaatkan kebiasaan itu dan memulai bisnis di mana orang bisa merancang jas sendiri dan jas tersebut nantinya dibuat di China.

Jas yang sudah jadi itu nantinya akan dikirim langsung ke pemesan. Bisnis tersebut diberi nama InStitchu. Pemrakarsanya adalah Robin McGowan dan James Wakefield. Mereka memulai menjalankan usaha tersebut tahun 2010.

"Pada dasarnya InStitchu adalah bisnis penjahit online yang memungkinkan pembeli merancang jas atau kemeja mereka sendiri secara online," jelas Wakefield, belum lama ini.

"Mereka bisa merancang sesuka hati mereka, mencantumkan ukuran mereka dan jas yang sudah jadi akan dikirim sekitar tiga minggu setelah pemesanan," tambahnya.

McGowan bercerita bahwa gagasan itu timbul saat mereka berdua mulai memasuki dunia kerja. Mereka mendapati bahwa ternyata membeli baju kerja bisa menghabiskan cukup banyak uang.

Wakefiled berkata bahwa mereka telah mencoba beberapa tempat untuk menjahit jas yang akan dihasilkan dalam bisnis mereka. Adapun tempat di mana penjahitnya paling canggih dan bisa diandalkan adalah China.

"Para penjahit ini bekerja juga untuk sejumlah merk Eropa besar, jadi kita juga bisa memanfaatkan supply chain itu," ucap McGowan.

Mereka telah memperluas jangkauan usaha mereka ke Inggris Raya dan berencana untuk ekspansi ke Amerika Serikat, dan bahkan kembali ke Asia.

“China, jelas, dan Jepang. Itu dua pasar e-commerce terbesar di dunia, setelah AS," jelas McGowan.

Ikuti Kompetisi Belajar Bahasa Inggris di Australia gratis - Klik tautan berikut: https://apps.facebook.com/australiaplus

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement