Rabu 21 May 2014 18:11 WIB

Cina: Negara-Negara Asia tak Perlu Buat Aliansi Militer

Presiden Cina, Xi Jinping
Foto: AP
Presiden Cina, Xi Jinping

REPUBLIKA.CO.ID,  BEIJING -- Ketegangan kawasan yang melibatkan Cina membuat AS cemas. Dengan kebijakan 'Pivot Asia', AS terus menempel para sekutunya yang memiliki kekuatan yang tak sebanding dengan Cina.

Itu sebabnya, strategi aliansi menjadi andalan AS di Asia. Cina mengendus strategi ini. Beijing pun merespon dengan mengatakan negara-negara Asia seharusnya tidak membentuk aliansi militer ditengah ketegangan kawasan.

Secara jelas, Presiden Cina, Xi Jinping memperingatkan AS soal ini. Dalam forum regional AS, Xi mengatakan Cina hanya akan menggunakan cara damai dalam menyelesaikan masalah sengketa wilayah. Ini merupakan ucapan menenangkan Beijing yang ditujukan pada AS.

Sikap Cina ini memang lumrah, AS punya tiga sekutu utama di Asia, yakni Jepang, Korea Selatan dan Filipina. "Tindakan memperkuat aliansi militer dengan target pihak ketiga adalah tindakan yang tidak kondusif untuk menjaga keamanan bersama," kata Xi.

Kantor Berita Xinhua menuliskan sudah seharusnya negara-negara di luar Asia turut campur memperkeruh situasi. "Mereka seharusnya memainkan peran konstruktif. Mereka harus menahan diri untuk memulai konflik," tulis Xinhua.

Perkembangan kawasan Asia memang kompleks. Ini seiring sejalan dengan hadirnya Cina sebagai negeri adidaya baru. Di Utara, perseteruan Cina-Jepang masih memanas. Di selatan, Cina berhadapan dengan negara ASEAN soal sengketa Spratly.

Soal perkembangan itu, Xi mengatakan Cina masih berkomitmen menggunakan cara damai dalam menyelesaikan masalah. Di Myanmmar, belum lama ini, para pemimpin ASEAN menyatakan kekhawatirannya soal sengketa wilayah di Laut Cina Selatan. ASEAN, yang dimotori Indonesia, mendesak adanya resolusi damai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement