Rabu 21 May 2014 19:27 WIB

Perang Saudara Bayangi Pemilu Libya

Kekerasan masih melanda Libya dimana markas keamanan menjadi sasaran bom bunuh diri. (ilustrasi)
Foto: Reuters/Esam Omran Al-Fetori
Kekerasan masih melanda Libya dimana markas keamanan menjadi sasaran bom bunuh diri. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Libya akan menggelar pemilihan umum pada bulan depan untuk menggantikan parlemen sementara. Pada saat bersamaan, pemerintah negara tersebut kesulitan mengatasi gerakan bersenjata eks-gerilyawan.

Komisi pemilu mengatakan bahwa pemungutan suara akan dilakukan pada 25 Juni bersamaan dengan masa reses parlemen sementara atau Dewan Umum Nasional (GNC).

Pemilu tersebut dinilai dapat mencegah Libya dari perang saudara setelah Jenderal Khalifa Haffar --yang status militernya tidak diakui pemerintah-- memulai serangan terhadap kelompok Islam di Benghazi.

Kelompok Islam saat ini mendominasi parlemen sementara Libya. Mereka pada awal tahun ini sempat memicu kemarahan publik saat dengan sepihak memperpanjang mandat sampai Desember.

Akibatnya, sekelompok orang bersenjata dari brigadir Zintan yang mengaku mendukung Haftar menyerang gedung parlemen pada Ahad dan memaksa GNC melakukan rapat di sebuah hotel dua hari kemudian.

Yang terjadi berikutnya, sejumlah kelompok bersenjata rival Zintan terbelah. Sebagian mendukung jenderal tersebut, sementara sebagian lainnya menyatakan menolak.

Salah satu kelompok bersenjata yang kemudian memihak Zintan adalah unit pasukan khusus tentara nasional di Benghazi. Mereka berharap Zintan dapat membantu menangani serangan-serangan para jihadis di wilayah tersebut.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement