REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pegawai perusahaan milik negara Cina meninggal dunia dalam kerusuhan di Vietnam. Jumlah korban dua kali lipat dari jumlah korban yang sebelumnya diumumkan di tengah memanasnya ketegangan akibat sengketa teritorial antara dua negara itu.
''Kekerasan yang terjadi pada Rabu lalu menyebabkan sekitar 126 pekerja terluka,'' kata China Metallurgical Group Corporation (MCC) dalam sebuah pernyataan.
Pemerintah Cina sebelumnya menyatakan dua warga negaranya tewas ketika massa yang marah membakar serta merusak ratusan perusahaan milik asing di Vietnam pekan lalu.
''Analisis DNA tengah dilakukan untuk mengidentifikasi dua korban tewas lainnya,'' tambah pernyataan Selasa.
Hubungan antara tetangga komunis ini merosot setelah meletusnya kemarahan anti-Cina di Vietnam atas rencana kontroversial pemerintah Cina untuk mengebor minyak di perairan yang diperebutkan di Laut Cina Selatan.
Berdasarkan laporan media resmi, ribuan warga Cina telah kembali dari Vietnam sejak unjuk rasa pekan lalu.
Pemerintah Vietnam pada awalnya memuji sikap patriotik yang ditampilkan warganya. Tetapi, mereka kemudian berbalik marah setelah kerusuhan yang merusak sejumlah fasilitas non-Cina karena membuat citra buruk negara sebagai destinasi aman untuk investasi asing.
Cina mengklaim hampir seluruh Laut Cina Selatan. Bagian yang juga diklaim oleh Filipina, Brunei Darussalam, Malaysia dan Vietnam, serta Taiwan.