REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Pemerintah Belanda akan mengirimkan diplomat kawakan ke Arab Saudi untuk mencegah negara itu memberlakukan sanksi dagang sebagai protes atas penyebaran stiker anti-Islam yang dicetak dalam warna bendera Arab Saudi oleh politisi sayap kanan Belanda Geert Wilders.
Arab Saudi, salah satu investor terbesar Belanda, belum mengumumkan pemberlakuan sanksi bagi Belanda. Namun, media di Saudi pada pekan ini melaporkan bahwa sanksi tersebut sebetulnya sudah mulai berlaku.
Berdasarkan atas data statistik pemerintah, ekspor Belanda ke Arab Saudi senilai 2 miliar euro (2,7 miliar dolar AS) per tahun.
Pemimpin Partai Kebebasan Belanda, Geert Wilders, membuat stiker berisi slogan yang menghina Islam, yang dicetaknya pada Desember sebagai bagian dari bahan kampanyenya.
Sebagai tokoh kanan Eurosceptic yang memiliki banyak pendukung, partainya memimpin hasil jajak pendapat nasional sebelum pemilu parlemen Eropa pada Kamis.
"Belanda tidak bisa diminta bertanggung jawab atas sikap tidak dewasa seorang anggota parlemen," kata Menteri Luar Negeri, Frans Timmermans, dalam siaran di RTL.
"Kami akan melakukan apapun yang mungkin untuk membuat konsekuensi bagi Belanda seminim mungkin," katanya.
''Pemerintah Belanda berupaya mendapat kejelasan mengenai jenis sanksi dagang yang direncanakan Arab Saudi,'' kata Timmermans. Pejabat pemerintah Saudi menolak berkomentar mengenai kasus tersebut.
Seorang jurubicara Kementerian Luar Negeri Belanda mengatakan direktur jenderal bidang politik akan berkunjung ke negara Teluk Arab itu untuk mengatasi masalah.
"Ada indikasi (kemungkinan sanksi). Karena indikasi ini mengkhawatirkan, kami pergi ke Riyadh untuk berbicara mengenai apa artinya ini,'' katanya. ''Mudah-mudahan tidak ada masalah."