Kamis 22 May 2014 04:20 WIB

Pria Mabuk Tusuki Puluhan Penumpang Kereta

Rep: C66/ Red: Didi Purwadi
REPUBLIKA.CO.ID, Empat Tewas dalam Penusukan di Taiwan  TAIPEI -- Seorang pria melakukan penyerangan dengan menusuk penumpang yang hendak memasuki kereta bawah tanah di Xinbeishi pada Rabu (21/5). Kejadian tersebut mengakibatkan empat orang tewas dan setid
Foto: Reuters
REPUBLIKA.CO.ID, Empat Tewas dalam Penusukan di Taiwan TAIPEI -- Seorang pria melakukan penyerangan dengan menusuk penumpang yang hendak memasuki kereta bawah tanah di Xinbeishi pada Rabu (21/5). Kejadian tersebut mengakibatkan empat orang tewas dan setid

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Seorang pria melakukan penyerangan dengan menusuk penumpang yang hendak memasuki kereta bawah tanah di Xinbeishi pada Rabu (21/5). Kejadian tersebut mengakibatkan empat orang tewas dan setidaknya 21 orang terluka.

Kejadian berlangsung saat jam sibuk kereta api pukul 16.00 waktu setempat di stasiun Jiangzicui. Serangan nampak ditujukan secara acak. Dari rekaman CCTV di dalam kereta, laki-laki itu nampak memegang pisau dan mengarahkannya kepada sejumlah penumpang.

Petugas keamanan stasiun langsung menelepon pihak kepolisian. Dalam beberapa menit, pihak kepolisian datang dan berhasil mengamankan pelaku.

Setelah pemeriksaan, polisi mengatakan pria tersebut diketahui sedang dalam keadaan mabuk karena bau alkohol yang jelas tercium dari mulutnya.

Kepolisian Xinbeishi mengatakan pria penyerang tersebut diketahui merupakan mahasiswa tahun kedua di Universitas Tunghai. Setelah diinterogasi, pihak kepolisian menemukan indikasi bahwa pria itu telah merencanakan serangan.

"Kepada kami, ia mengakui ingin melakukan serangan besar sejak masa kanak-kanak," ujar Chen Kuo-en, kepala Kepolisian Xinbeishi.

Hingga saat ini pihak kepolisian belum menemukan motif lain selain ia mabuk saat kejadian dan perbuatan tersebut ia lakukan karena ada keinginan dari dirinya sendiri. "Dia sadar akan tanggung jawab hukum yang harus dikenakan padanya," ujar Chen.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement