REPUBLIKA.CO.ID, VICTORIA -- Kelompok penyayang binatang sejak lama memprotes keras penyelenggaraan pacuan kuda halang rintang di Victoria dan Australia Selatan. Mereka menyerukan agar event pacuan kuda halang rintang menjadi lomba yang dilarang.
Kepala RSPCA, Tim Vasudeva mengatakan pacuan halang rintang kuda terlalu berbahaya dan masyarakat mulai menyadarinya.
"Lomba halang rintang kuda, 19 kali lebih mungkin membuat kuda tewas dibandingkan pacuan kuda biasa," kata Vasudeva, baru-baru ini.
"Orang-orang tidak ingin melihat itu, mereka sudah tidak ingin lagi melihat hal seperti itu."
Alasan ini didukung oleh riset yang dilakukan Universitas Melbourne pada tahun 2006, mendapatkan kalau kuda lebih beresiko tewas dalam pacuan halang rintang jarak jauh dan bahkan pendukung pertandingan olahraga paling ekstrim sekalipun menilai pacuan kuda halang rintang sebagai olah raga yang berisiko.
John O'Connor, 76, salah satu atlet pacuan kuda halang rintang selama 25 tahun.
"Satu ekor kuda saya pernah tewas, itu fakta dan nyawanya tidak tertolong. Dan terkadang dalam lomba memang ada kuda yang tewas,” katanya.
O'Connor juga menyadari kalau olahraga ini sangat berisiko. Enam hari sebelum lompatan pertama di arena balap Oatbank, kudanya Black Moon, terluka parah setelah terjatuh dalam latihan dan harus dimatikan juga.
Namun kematian kuda itu dianggap sebagai bagian dari olahraga. "Karena saya yakin kalau kuda yang saya tunggangi sangat kompeten, mereka sangat terlatih, sehat dan jika terjadi kecelakaan, maka terjadilah,” katanya.