REPUBLIKA.CO.ID, BAMAKO -- Kelompok separatis Tuareg di Mali menerima usulan kesepakatan gencatan senjata oleh Uni Afrika dan para pejabat Perserikatan Bangsa Bangsa pada Jumat.
"Saya dapat mengkonfirmasikan informasi bahwa kami telah setuju untuk gencatan senjata," kata seorang pejabat senior Tuareg, Ambeiry Rhissa Ag, kepada Reuters melalui telepon dari Kidal.
"Kami juga setuju mengenai pertukaran tahanan dan bahwa satu komisi independen penyelidikan harus menyelidiki apa yang terjadi di (kota utara) Kidal," katanya.
Mali Jumat tercatat berada dalam krisis setelah dua kota daerah utara termasuk pangkalan gerilyawan direbut kelompok separatis Tuareg, dalam satu kekalahan memalukan yang memaksa pemerintah menyerukan gencatan senjata segera.
Sekitar 20 tentra Mali tewas dan 30 lainnya cedera dalam pertempuran Kamis di mana gerilyawan yang dipimpin kelompok Tuareg merebut kembali kota penting di utara, Kidal.
"Ada korban tewas dan cedera pada kedua pihak,'' kata menteri pertahanan Mali, Soumeylou Boubeye Maiga, kepada televisi publik. "Kami menghitung sekitar 30 orang cedera dan 20 lainnya tewas."