REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Lembaga kemanusiaan PBB pada Jumat (23/5) menyampaikan keprihatinan mengenai tanah longsor dan kemungkinan penyakit yang menular lewat air akibat banjir terparah di Serbia dan Bosnis-Herzegovina dalam lebih dari satu abad.
Badan PBB tersebut juga menyampaikan kekhawatiran mengenai pajanan terhadap kemungkinan ranjau darat, yang mematikan, sisa dari Perang Bosnia.
Dana Anak PBB (UNICEF), Jumat, menyatakan air banjir yang memporak-porandakan telah mempengaruhi sebanyak satu juta orang atau seperempat penduduk Bosnia-Herzegovina.
Banjir membuat 300.000 orang lagi mengungsi dan memaksa ditutupnya sekolah serta pusat kesehatan masyarakat. Di Serbia, 150 sekolah di daerah yang paling parah direndam banjir masih ditutup.
Pemerintah Bosnia-Herzegovina dilaporkan telah mengeluarkan peringatan keras mengenai ranjau yang terangkat dari lubangnya dan bahan peledak lain dari konflik 1992-1995 akibat tanah longsor.
UNICEF, yang telah mengerahkan 120 relawan pekerja psikologi-sosial --kebanyakan mahasiswa jurus ilmu jiwa, untuk menangani anak-anak, meminta bantuan awal 3,6 juta dolar AS.
Dana tersebut untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek dan menengah buat anak-anak dan perempuan di daerah yang terpengaruh di kedua negara Balkan tersebut.