Ahad 25 May 2014 14:30 WIB

Pemilihan Dini Presiden Ukraina Dijaga Ketat

Ukraina
Ukraina

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Rakyat Ukraina mulai memberi suara mereka pada Ahad pagi untuk memilih presiden baru untuk lima tahun ke depan dalam pemilihan umum dini di negeri itu di tengah pengamanan ketat.

Lebih dari 35,5 juta orang yang memenuhi syarat sebagai pemilih di Ukraina diperkirakan memberi suara mereka dalam pemilihan umum itu, yang dimulai pada pukul 08.00 waktu setempat (12.00 WIB). Tempat pemungutan suara direncanakan ditutup pada pukul 20.00 waktu setempat (00.00 WIB).

Pemerintah telah mengerahkan sebanyak 55.700 petugas polisi dan 20.000 relawan untuk menjamin ketenangan masyarakat di 34.000 tempat pemungutan suara di seluruh negeri tersebut.

Di luar tempat pemungutan suara No.588 dari 219 wilayah pemilihan, tiga penjaga keamanan dengan menyandang senapan mesin sudah datang satu jam sebelum pemungutan suara dimulai.

"Kami berada di sini untuk memastikan pemungutan suara diselenggarakan secara aman dan lancar," kata seorang penjaga keamanan, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad siang.

"Semuanya disiapkan secara rapi, sekarang kita akan melihat perkembangan pemungutan suara," kata pengamat NATO Deroon, yang hanya memberikan satu keluarganya.

Langkah pengamanan tambahan telah dilakukan di Wilayah Lugansk dan Donetsk di bagian timur negeri itu, yang telah terperosok ke dalam kekacauan setelah protes anti-pemerintah.

Selama pemungutan suara, yang diharapkan banyak pihak akan mengakhiri krisis di Ukraina, sebanyak 21 calon bersaing untuk memperebutkan kursi presiden. Mantan perdana menteri Yulia Tymoshenko dan pengusaha Petro Poroshenko tampil sebagai pesaing utama.

Sebanyak 3.500 pengamat internasional, termasuk diplomat dari Organisasi bagi Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE) dan wakil dari 19 negara dijadwalkan memantau proses pemungutan suara tersebut.

Pemilihan umum dini diserukan tiga bulan setelah mantan presiden Viktor Yanukovych dipaksa meletakkan jabatan pada Februari dan melarikan diri ke Rusia segera setelah peristiwa itu.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement