REPUBLIKA.CO.ID, BEIT JALA -- Paus Francis melakukan perjalanan ke Tepi Barat pekan ini. Ia tiba di tanah sucinya Yordania pada 24 Maret sebelum kemudian bertolak ke Tepi barat dan Israel dalam dua hari berikutnya.
Paus dijadwalkan bertemu dengan keluarga Kristen, pemimpin politik dan agama dari ketiga agama monoteistik. Termasuk juga sejumlah agenda penting lain yang memadatkan kunjungan tersebut.
Perjalanannya menarik di tengah perundingan Palestina Israel yang terhenti. "Paus mengatakan kita tidak boleh takut apa pun keadaannya. Meski pun jumlah kami kecil, kami akan tetap kuat," kata mantan Patriark Latin Yerusalem, Michel Sabbah dikutip Aljazeera.
Secara resmi, kunjungan Paus dilakukan untuk menemui Ecumenical Patriarch of Constantinople Bartholomew I dalam perayaan 50 tahun Deklarasi Bersama Katolik dan Ortodoks. Perayaan bersejarah ke Yerusalem ini telah dilakukan sejak 1964 oleh pendahulu mereka sebagai bentuk kesepakatan untuk mengakhiri perpecahan dua gereja.
"Ini akan menjadi perpanjangan kesatuan orang Kristen di sini dan di seluruh dunia," kata Sabbah. Kedua pemimpin agama akan menggelar doa bersama di Gereja Makam Kudus. Yaitu gereja tempat Yesus diyakini telah disalibkan dan dikuburkan.
Jumlah orang Kristen semakin berkurang di Yerusalem. Mereka berharap Paus menyampaikan dukungan pada mereka untuk menghadapi tantangan yang terus meningkat. Pada Februari, hukum Israel membuat orang Kristen di Palestina telah terpisah secara sah dengan kedaulatan mereka.
Hal ini mendapat beberapa kritik dari para pemimpin agama. Pemisahan menurut garis agama itu juga disinyalir merupakan dorongan Israel untuk merekrut mereka menjadi tentara jika ingin tetap bergabung.
Dikutip dari Reuters, Vatikan selalu mendukung Palestina untuk merdeka dan damai berdampingan dengan Israel. Paus menyerukan solusi yang adil dan netral agar perang diakhiri. Ia juga mengimbau Yordania untuk mengakhiri perang sipil Suriah.
Paus tiba di Bethlehem pada Ahad. Setelah enam jam di sana, ia menuju Israel untuk menjalin hubungan diplomatik. Ia mengarungi negeri panas tersebut dengan helikopter. Bendera kuning putih Vatikan berkibar di tiang lampu seluruh kota. Termasuk poster Paus yang sedang tersenyum terpajang di gedung-gedung.
Dalam kunjungannya ke Israel, pihak keamanan mensterilkan beberapa lokasi dalam 24 jam keberadaannya. "Ia adalah tamu kami dan kami harus memastikan ia pulang dengan aman dan selamat," kata mantan duta besar Israel untuk Holy See, Oded Ben-Hur dikutip Reuters.
Di Yerusalem, ia mengunjungi Gereja Makam Kudus, bertemu dengan Mufti Agung Yerusalem-Ulama Muslim kota di Noble Sanctuary. Ia juga akan bertemu dengan Yunani Ortodoks Patriarch, kepala rabbi, Presiden Israel Shimon Peres dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Paus juga akan meletakkan karangan bunga di Yad Vashem, Holocaust memorial museum dan Gunung Herzl. Sebenarnya, banyak orang Kristen kecewa karena Paus tidak mengunjungi Nazaret. Yaitu kota tempat Yeses diyakini menghabiskan usia dewasanya. Meski pun di Yordania, ia mengunjungi tempat pembaptisan Yesus dan bertemu pengungsi Suriah Irak.
Di Palestina ia melakukan kunjungan pribadi ke Gereja Nativity. Yaitu tempat yang diyakini sebagai tempat lahir Yesus. Ia juga akan melakukan pertemuan dengan anak-anak Palestina di penampungan pengungsi Dheisheh.