Selasa 27 May 2014 09:18 WIB

5 Tantangan Besar Pemerintah Modi di India (2)

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: M Akbar
PM India Modi menghaturkan salamnya usai pelantikan kepada Presiden India Pranab Mukherjee.
Foto: AP
PM India Modi menghaturkan salamnya usai pelantikan kepada Presiden India Pranab Mukherjee.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Nasionalis Hindu, Narendra Modi baru saja dilantik sebagai Perdana Menteri India pada Senin lalu. Ia mengambil alih negara demokrasi terbesar di dunia itu dan harus berjuang dengan perlambatan ekonomi dan kekurangan lapangan kerja bagi penduduk muda.

Pemilih India dan investor asing sama-sama menaruh harapan tinggi untuk Modi sebagai pemimpin yang ramah bisnis dan melejitkaninvestasi. Namun, pengamat politik menilai bahwa Modi adalah seorang otokrat Hindu yang sangat nasionalis.

ROLers, berikut adalah lima tantangan terbesar yang akan dihadapi oleh Modi selama periode kekuasaannya, dilansir dari Reuters, Selasa (27/5).

3. Meyakinkan agama minoritas di India

Dalam pidato perdana Modi sebagai perdana menteri terpilih, ia bersumpah untuk bekerja bagi seluruh rakyat India. Namun, masih ada kekhawatiran bahwa nasionalis Hindu ini bisa saja meningkatkan ketegangan komunal dengan Muslim yang jumlahnya mencapai 15 persen dari 1,2 miliar total penduduk India.

Modi mengambil garis keras dalam pidato kampanyenya pada imigram ilegal dari Bangladesh, sebuah negara mayoritas Muslim. Ia mengatakan menolak pengungsi dari negara itu jika dia berkuasa. Namun, dia akan senang hati menerima pengungsi Hindu dan menyebut mereka dengan istilah 'keluarga.'

Pengamat politik dan sejumlah kritikus menyebut Modi gagal untuk menghentikan hubungan memanas antara umat kedua agama ini. Bahkan, Modi memungkinkan akan menyebabkan kerusuhan mengerikan sama seperti meletusnya konflik Hindu dan Muslim di India pada 2002 lalu di negara bagian Gujarat. Saat itu, Modi menjabat sebagai pemimpin di wilayah itu.

Meski demikian, Modi menyangkal tuduhan dan penyelidikan Mahkamah Agung yang tidak menyebutkan cukup bukti untuk menuntut Modi bahwa dia terlibat dalam kerusuhan mengerikan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement