REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Nasionalis Hindu, Narendra Modi baru saja dilantik sebagai Perdana Menteri India pada Senin lalu. Ia mengambil alih negara demokrasi terbesar di dunia itu dan harus berjuang dengan perlambatan ekonomi dan kekurangan lapangan kerja bagi penduduk muda.
Pemilih India dan investor asing sama-sama menaruh harapan tinggi untuk Modi sebagai pemimpin yang ramah bisnis dan melejitkaninvestasi. Namun, pengamat politik menilai bahwa Modi adalah seorang otokrat Hindu yang sangat nasionalis.
ROLers, berikut adalah lima tantangan terbesar yang akan dihadapi oleh Modi selama periode kekuasaannya, dilansir dari Reuters, Selasa (27/5).
4. Keamanan internal
Ancaman keamanan internal yang utama di India datang dari kelompok Maois. Mereka mempunyai senjata, granat, dan keahlian perang gerilya selama bertahun-tahun. Selama bertahun-tahun, kelompok ini menargetkan pasukan keamanan dan pejabat pemerintah India di daerah-daerah yang mengandung deposit mineral terkaya di negara itu.
Perusahaan India penghasil bijih besi, NMDC Ltd dan penambang batu bara top dunia, Coal India Limited menghabiskan sejumlah anggaran besar untuk keamanan. Beberapa perusahaan pertambangan kecil dan menengah juga dipaksa untuk membayar biaya keamanan dari pasukan Maois.
5. Hubungan pusat-daerah
Pemerintah federal baru perlu memperbaiki hubungan compang camping dengan pemerintah negara bagian yang sering mengeluhkan sikap pemerintah pusat di New Delhi. Karena takut kekuasaan fiskalnya memaksa beberapa negara untuk menunda peluncuran sektor bisnis barang dan jasa nasional yang diperkirakan mendorong pertumbuhan ekonomi di India sebanyak dua digit, oposisi di negara-negara bagian memblokir rencana pemerintah itu untuk melawan terorisme.
Modi perlu bertindak cepat karena negara bagian memegang kunci untuk kebangkitan investasi modal yang nyaris tidak tumbuh tahun lalu sebab banyak proyek infrastruktur terhambat sehingga memperbesar biaya, beban, dan jarak.
Negara bagian juga memegang peran besar karena berkuasa untuk menyetujui sebuah proyek. Hanya seperempat atau 25 persen saja persetujuan untuk sebuah perkembangan bisnis di India yang hanya butuh tanda tangan agen-agen federal.