REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Qatar melakukan kampanye yang meminta ekspatriat untuk menghargai kultur negara tersebut. Qatar meminta turis dan warga negara asing untuk berpakaian sesuai dengan kesopanan yang diperbolehkan.
"Perempuan harus menghindari pakaian yang terlalu ketat, terlalu pendek dan tembus pandang seperti rok mini dan kaus tanpa lengan," tulis sebuah poster kampanye yang dipajang di akun Twitter @reflect_respect, seperti dilansir Al-Arabiya, Rabu (28/5).
Akun twitter tersebut juga memasang poster jenis-jenis pakaian apa saja yang harus dihindari oleh perempuan dan laki-laki. Selain gaun tanpa lengan dan rok mini, poster tersebut juga melarang perempuan memakai legging dan celana pendek.
"Baik pria maupun perempuan harus menghindari berjalan-jalan dengan pakaian renang jika jauh dari pantai atau kolam renang," tulis kampanye tersebut.
Kampanye ini meminta ekspatriat untuk menghormati dan menghargai dunia Arab.
Nyatanya, tidak semua turis menyukai permintaan ini. "Ini benar-benar tidak dapat dimengerti. Kami bisa saja berpakaian normal di lokasi yang tepat, tetapi tidak untuk di pantai atau mal yang merupakan tempat ekspatriat beratraksi," ujar seorang pria Amerika yang tinggal di Qatar.
"Qatar telah menjadi negara multibudaya sehingga perlu mengakomodasi budaya negara lain," ujar seorang ekspatriat Arab yang dibesarkan di Doha, Hammoud Brahim.
Namun, tidak semua yang memprotes. Seorang ekspatriat Mesir, Nada Ramadan mengatakan, seseorang harus menghormati budaya negara lain yang ia datangi. "Jika datang ke Roma, maka lakukanlah apa yang orang Roma lakukan," kata dia.
Dress code merupakan topik yang cukup sensitif untuk dibicarakan di Qatar. Setidaknya ada lebih dari 208 ribu ekspatriat tinggal di Qatar pada 2013. Hal ini membuat hampir 85 persen total populasi Qatar adalah orang asing.