Rabu 28 May 2014 08:35 WIB

PBB: Kasus Dugaan Kolera di Sudah Selatan Meningkat

Peta wilayah Sudan Selatan
Foto: IST
Peta wilayah Sudan Selatan

REPUBLIKA.CO.ID, PBB, NEW YORK -- Misi PBB di Sudan Selatan (UNMISS) telah melaprokan jumlah kasus dugaan kolera di negeri itu telah naik jadi lebih dari 670 dan 23 kematian, kata badan PBB yang menanggapi wabah dan pencegahan penyebaran lebih lanjut penyakit itu.

Kebanyakan kasus dugaan kolera terdapat di Ibu Kota Sudan Selatan, Juba, tapi penyakit tersebut sekarang mengancam bisa menyebar ke negara bagian lain, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

UNMISS menyatakan sejak Misi itu membuka pintunya pada 15 Desember lalu, antara 75.000 dan 80.000 warga sipil telah mencari bantuan di sembilan lokasi perlindungan utama Misi tersebut, kata Juru Bicara PBB Stephane Dujarris kepada wartawan dalam taklimat harian di Markas PBB, New York.

Sementara hujan saat ini turun terus, air tergenang, saluran pembuangan yang mampat dan warga yang padat telah mengubah lokasi itu jadi lahan pembiakan bagi penyakit yang menular lewat air termasuk kolera, kata Dujarric, sebagaimana diberitakan Xinhua --yang dipantau di Jakarta, Rabu (28/5) pagi.

Penyakit kolera menyebar di Juba, tempat lima bulan konflik antara tentara pro-pemerintah dan pasukan anti-pemerintah telah membuat ribuan orang kehilangan tempat tinggal dan mengganggu pasokan pangan serta layanan kesehatan.

Sementara itu Dana Anak PBB (UNICEF) menyoroti perlunya keikut-sertaan semua anggota masyarakat serta tambahan dana guna menangani kolera, kata juru bicara tersebut.

Tiga pekan setelah gencatan senjata dicapai di Sudan Selatan, pertempuran yang masih berlangsung telah memaksa hampir 70.000 orang meninggalkan rumah mereka dan mencari tempat perlindungan di tempat lain di negeri itu, kata Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR).

Jumlah orang yang terusir dari rumah mereka di negeri tersebut telah mencapai satu juta, kata UNHCR. Sementara konflik di Sudan Selatan telah membuat empat juta orang terancam rawan pangan akut, badan PBB itu prihatin dengan potensi makin banyak orang menjadi pengungsi, baik di dalam negeri maupun ke negara tetangga, dalam beberapa pekan ke depan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement