Rabu 28 May 2014 19:59 WIB

Warga Tasmania yang Kurang Mampu Ikut Kursus Masak Makanan Sehat Gratis

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, LAUCESTON -- Ribuan keluarga di Tasmania, Australia, kesulitan makan sehat karena harga makanan macam itu dianggap mahal. Maka, sejumlah badan usaha dan badan amal di Kota Launceston, membantu dengan cara mengadakan kursus masak sehat gratis.

Melalui kursus masak tersebut, mereka yang mengalami kesulitan keuangan bisa belajar membuat makanan sehat untuk keluarga mereka.

Salah satu yang berpartisipasi adalah Sarah Jodan. Ibu dua anak ini lantas bercerita bahwa ada dua hal yang Ia cari saat memasak untuk anak-anaknya yang masih berusia 3 dan 5 tahun. "Pilihan yang lebih sehat untuk makanan, dan makanan yang terjangkau bagi semua orang," katanya, baru-baru ini.

Kursus-kursus gratis di kota kedua terbesar di Tasmania setelah Hobart itu sedianya akan diadakan enam kali setahun. Diharapkan, dengan ini mereka yang berpenghasilan rendah bisa memakan dan menyajikan makanan bergizi dan murah.

Brian Roach, dari lembaga amal City Mission, menyatakan bahwa yang menggagas kursus ini adalah sekelompok badan usaha yang bersedia mensponsori kursus-kursus ini, melalui badan kursus masak setempat. "Ini ditargetkan untuk mereka yang benar-benar kesulitan dalam hal uang," ucapnya, "Para peserta juga mendapat satu tas berisi bahan makanan, jadi mereka benar-benar bisa mempraktikkan di rumah apa yang mereka pelajari di sini hari ini."

Yang diajarkan Juru Masak Mal Streeter kali itu adalah sup minestrone, roti pizza, dan puding coklat.

Menurut Streeter, menu itu bisa memberi makan keluarga dengan anggota empat orang, dengan biaya sekitar 5 Dollar (Rp 53 ribu). Jadi, itu pilihan yang jauh lebih baik dibanding makanan cepat saji atau siap saji.

"Ini hanya soal mengetahui beberapa gagasan yang mendasar. Kalau anda beli makanan siap saji, penuh lemak, gula, garam," jelasnya.

Menurut badan-badan amal lokal, banyak yang berminat mengikuti kursus tersebut, seiring makin sulitnya memenuhi kebutuhan.

John Stewart dari badan amal Benevolent Society berkata bahwa musim dingin ini akan sibuk.

"Makin banyak yang dirujuk kami dari Centrelink [badan penyelenggara layanan sosial], dari lembaga-lembaga lain, dan juga banyak anggota masyarakat yang merasa kesulitan," jelasnya.

Roach mengaku khawatir keadaan akan memburuk tahun ini, karena APBN Australia menerapkan beberapa perubahan perihal tunjangan kesejahteraan.

"Dalam beberapa bulan ke depan, akan makin banyak tekanan bagi orang-orang yang tergantung pada tunjangan kesejahteraan dan pensiun," katanya.

Ikuti Kompetisi Belajar Bahasa Inggris di Australia gratis - Klik tautan berikut: https://apps.facebook.com/australiaplus

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement