REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) mengatakan tidak memiliki bukti kuat bahwa Nigeria telah mengetahui keberadaan siswi-siswi yang diculik. Hal ini dikatakan oleh Kementerian Luar Negeri Amerika, Selasa (27/5).
AS mempertanyakan kebijakan Nigeria untuk membuat pernyataan semacam itu pada publik. Militer Nigeria pada Senin (26/5) lalu membuat klaim jika mereka telah mengetahui keberadaan para siswi yang diculik, namun belum dapat melakukan tindakan karena harus mengatur strategi penyelamatan terlebih dulu.
"Kami tidak memiliki informasi independen unuk mendukung pernyataan Nigeria," ujar Jen Psaki, juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Selasa (27/5). Hal ini disampaikan AS setelah mendengar pernyataan dari Kepala Staf Pertahanan Udara Nigeria, Marsekal Alex Badeh. Badeh mengatakan jika Nigeria ingin agar seluruh siswi yang diculik selamat sehingga mereka belum bisa menggunakan kekuatan dalam menyelamatkan, meski telah mengetahui keberadaan mereka.
AS juga menyayangkan Nigeria harus membuat pernyataan yang bersifat rahasia. Informasi semacam keberadaan dan hal penting lain dalam penculikan, tidak dapat disebar secara gegabah pada publik. "Kami tidak akan terbuka untuk mendiskusikan informasi semacam itu, ini menyangkut keselamatan anak-anak yang diculik," ujar Jen menjelaskan.