Rabu 28 May 2014 12:38 WIB

AS Minta Warganya Tinggalkan Libya

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Citra Listya Rini
Peta Benghazi, Libya.
Foto: Aljazeera
Peta Benghazi, Libya.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Departemen Luar Negeri Amerika Serikat memperingatkan warganya di Libya untuk segera meninggalkan negara tersebut. Lanjutnya, situasi di negara tersebut masih tak dapat diprediksi dan tak stabil.

"Warga AS yang tinggal di Libya saat ini sebaiknya mengindahkan peringatan ini dan segera meninggalkan negara tersebut," begitu pernyataan Departemen Luar Negeri AS seperti dilansir dari BBC.

Pada Selasa (27/5), Amerika Serikat mengatakan pihaknya telah mengirimkan kapal perang yang mengangkut sekitar seribu marinir ke daerah tersebut untuk melakukan evakuasi. Menurut, seorang pejabat pertahanan Amerika, salah satu kapal perangnya telah dikirim ke wilayah tersebut untuk mengevakuasi para staf AS dari Libya. 

Keprihatinan atas situasi di Libya semakin meningkat setelah pemberontak melancarkan serangannya terhadap para milisi Islam di Benghazi. Pada pekan lalu, Jendral Khalifa Haftar telah mendesak pengadilan untuk menunjuk pemerintahan sementara guna mengawasi jalannya pemilu. Puluhan lembaga negara pun telah menyatakan dukungannya kepada Haftar. 

Namun, pemerintah menyebut serangannya ini sebagai upaya kudeta dan memerintahkan penahanan bagi siapa saja yang terlibat. Situasi yang tak stabil ini yang membuat AS meminta kepada warganya untuk segera meninggalkan negara tersebut secepat mungkin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement