REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina Rabu mengatakan ia siap bekerja sama dengan sejawat barunya dari India Narendra Modi, kendatipun citra garis kerasnya.
Hasina, yang menjadi perdana menteri untuk ketiga kalinya, mengatakan ia telah berhubungan dengan empat pemerintah India yang berbeda--"ini adalah yang kelima"-- dan ingin mempertahankan hubungan kerja dengan tetangganya yang kuat dan berpenduduk banyak itu.
"Ia memiliki ide-idenya sendiri.Kini ia menjadi perdana menteri India, saya mengharapkan ia juga akan bertindak sebagai perdana menteri India," katanya dalam jumpa wartawan d Tokyo, dalam hari ke empat kunjungannya ke Jepang.
Modi, yang dilantik Senin setelah meraih kemenangan dalam pemilu awal bulan ini, memiliki satu citra berhaluan keras, bahkan dalam Partai Nasional Hindu (BJP) yang dipimpinnya.
Ia sangat dicurigai di Pakistan setelah kerusuhan anti-Muslim meletus di negara bagian Gujarat saat daerah itu dipimpinnya tahun 2002.
Akan tetapi Hasina mengatakan Bangladesh yang berpenduduk mayoritas Muslim memiliki hubungan baik dengan India di mana perbedaan-perbedaan diselesaikan melalui diskusi-diskusi, seperti satu perjanjian mengenai sumber-sumber air.
"Yang saya yakin adalah diskusi-diskusi bilateral, jika ada masalah, kami dapat menyelesaikannya," katanya.
Dia menegaskan kawasan itu memliki "musuh bersama" kemiskinan , yang harus diperangi melalui pembangunan ekonomi.
Kebijakan luar negeri Bangladesh samgat jelas. Persabatan dengan semua, dan tidak ada dendam kepada siapapun," katanya.
Hasina juga menyatakan bahwa Bangladesh siap menarik pencalonannya menghadapi Jepang bagi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, jika Perdana menteri Shinzo Abe mengunjungi negaranya.
Abe, yang bertemu dengan Hasina Senin, memberikan bantuan ekononi 5,9 miliar dolar AS.