REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Tentara Amerika Serikat (AS) akan menyelesaikan penarikan pasukan dari Afghanistan pada akhir 2016. Hal tersebut disampaikan oleh Presiden Amerika, Barack Obama, saat berbicara di Rose Garden, Gedung Putih, Selasa (27/5) waktu setempat.
Obama mengonfirmasi bahwa penempatan 32.000 tentara Amerika di Afghanistan akan diturunkan menjadi 9.800 pada awal tahun depan. Pasukan tersebut akan terbagi dua pada akhir 2015 sebelum akhirnya diturunkan menjadi jumlah normal kedutaan besar dengan komponen bantuan keamanan pada akhir 2016.
"Kami menyelesaikan pekerjaan yang kami mulai," kata Obama, sambil menguraikan akhir keterlibatan AS dalam konflik yang dimulai saat pasukan pimpinan Amerika menyerang Afghanistan untuk menggulingkan Taliban dan memburu pimpinan Al-Qaida Osama bin Laden setelah serangan di New York dan Washington pada 2001.
Obama mengatakan operasional pasukan tempur AS akan ditutup pada akhir 2014 yang artinya pasukan AS tidak akan lagi berpatroli di kota, desa atau lembah Afghanistan mulai tahun depan.
Penarikan tersebut bergantung pada Afghanistan yang menandatangani Perjanjian Keamanan Bilateral yang telah lama tertunda. Dalam perjanjian itu diuraikan syarat dan ketentuan kehadiran militer AS di negara tersebut selama beberapa tahun terakhir.
Presiden Afghanistan Hamid Karzai menolak untuk menandatangani perjanjian tersebut, tetapi dua kandidat bersaing yang akan menjadi penggantinya pada pemilu bulan depan--Ashraf Ghani dan Abdullah Abdullah--mengatakan bahwa mereka akan menandatangani perjanjian tersebut.
"Jadi saya berharap kita bisa menyelesaikan ini," kata Obama.
Saat ia mengumumkan akhir dari keterlibatan AS dalam konflik yang diklaim telah menewaskan lebih dari 2.300 personel AS, Obama mengatakan keamanan masa depan tergantung pada Afghanistan itu sendiri.
Sementara itu, pasukan AS yang tersisa di Afghanistan setelah 2014 akan tersedia di sana untuk melatih pasukan Afghanistan sambil mendukung operasi anti-terorisme terhadap sisa-sisa Al-Qaeda, kata Obama.
"Penarikan ini akan memungkinkan kita untuk mengarahkan beberapa sumber daya yang selamat dengan mengakhiri perang untuk merespon perubahan gesit dari ancaman terorisme," katanya.