REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Junta militer Thailand sedang mempertimbangkan mencabut jam malam di beberapa tempat hiburan pariwisata seperti Phuket dan Pattaya untuk menghindari ketidaknyamanan bagi wisatawan dan sektor bisnis.
Jam malam mungkin akan dicabut di daerah-daerah di mana tidak ada protes atau gerakan anti-kudeta, kata Bangkok Post mengutip Nathawat Chancharoen, wakil juru bicara Dewan Nasional untuk Ketentraman dan Ketertiban (NCPO) Rabu.
Nathawat mengatakan, NCPO akan mengirimkan tim ke berbagai tujuan wisata untuk menilai situasi, dan keputusan tentang pencabutan jam malam diharapkan diputuskan pekan depan.
Satu laporan terbaru oleh Kementerian Pariwisata dan Olahraga menunjukkan bahwa meskipun jumlah wisatawan asing menurun setelah penerapan darurat militer, mereka yang sudah tiba, termasuk sekitar 4.000 turis China di Pattaya, tidak terburu-buru untuk kembali ke negara mereka seperti yang disarankan oleh pemerintah mereka, demikian dilaporkan Bangkok Post.
NCPO sebelumnya Selasa mengurangi periode jam malam nasional menjadi empat jam dari saat ini tujuh jam.
Dengan demikian, waktu jam malam baru diterapkan dari tengah malam sampai pukul 04.00 pagi waktu setempat, bukan jam malam sebelumnya dari pukul 22.00 sampai 05.00 waktu setempat.