REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Para pendatang China di Australia lima kali lebih besar kemungkinannya kecanduan judi dibandingkan keseluruhan penduduk Australia yang berjudi. Ini disampaikan oleh sebuah laporan dari Monash University, yang diterbitkan pekan ini terkait Minggu Sadar Judi Bertanggung Jawab.
Menurut laporan ini, kecenderungan lebih besar untuk kecanduan judi antara lain dipicu karena adanya faktor budaya. Maksudnya kepercayaan akan keberuntungan dan pertanda keberuntungan. "Ini benar-benar tertanam dalam budaya," jelas peneliti Dr Harriet Radermacher, “Kasino itu diidentikkan dengan kekayaan dan kelas tinggi."
Kasino-kasino di Australia pun memanfaatkan kegemaran komunitas China akan judi dan kemewahan, dengan cara menggunakan pendekatan bahasa dan makanan. Kasino Barangaroo Crown milik pengusaha James Packer, senilai 1,3 miliar dollar (Rp 14 triliun), yang rencananya akan dibangun di Sydney, diperkirakan akan berusaha menarik pengunjung dan migran dari China.
Fang Yu, seorang konselor layanan bantuan kecanduan judi bernama ‘Chinese Peer Connection’, menyatakan bahwa seringkali klien-kliennya membiarkan kecanduan mereka berlarut-larut sebelum mereka meminta bantuan. "Sedih melihat orang-orang baru minta bantuan saat keadaan keuangan mereka sudah sampai tahap yang paling buruk. Saat mereka sudah kehilangan semua - rumah, mobil, dan terlibat hutang," ucapnya, baru-baru ini.
Dalam budaya China, katanya, judi itu kegiatan rekreasi - dilakukan sehari-hari saat berkumpul dengan teman atau saat ada perayaan.
"Kita menyebutnya judi sosial," cerita Fang Yu, "Tapi (di China) itu tidak legal. Kita tidak ke kasino. Jadi ada waktu transisi, saat (warga China) tiba di Australia dan tidak ada larangan."
Selain itu, migran yang tak bisa berbahasa Inggris juga sulit menemukan kegiatan sosial yang sesuai dengan budaya mereka. Hingga mereka pun kecanduan judi.
"Bayangkan berada di dalam sebuah masyarakat, di mana status sosial anda sangat rendah, tapi mereka bisa pergi ke satu tempat di mana mereka bisa menjadi orang kelas atas, merasa bangga, diperlakukan dengan baik, ada makanan dan pencahayaan bagus. Mereka jadi tertarik," cerita Fang Yu.
Menurut Dr Radermacher, ada banyak data tentang judi di masyarakat Australia, tapi tidak untuk kelompok etnis tertentu.
"Persentase penduduk Australia yang berjudi setara dengan di Kanada atau Inggris, berdasarkan persentase per kapita. Namun, jumlah yang dihabiskan saat berjudi dua atau tiga kali lebih tinggi di Australia," ucapnya.
Selain itu, perlu dikembangkan dukungan yang sesuai dengan budaya komunitas migran, tambahnya.
Ikuti Kompetisi Belajar Bahasa Inggris di Australia gratis - Klik tautan berikut: https://apps.facebook.com/australiaplus