REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Ketua Komite Virus MERS di Badan Kesehatan Dunia, WHO memperingatkan virus MERS diduga kuat akan masuk ke Australia. Virus mematikan ini pertama kali ditemukan di Timur Tengah.
Sebanyak 200 orang dilaporkan meninggal dunia dan 600 lainnya menderita sakit terkena sindrom pernafasan Timur Tengah (MERS). Virus ini pertama teridentifikasi di tahun 2012.
Menurut Ketua Komite MERS, Professor Chris Baggoley kemungkinan besar akan masuk ke Australia. "Sudah ditemukan beberapa kasus di 11 negara sekarang ini," ujarnya. "Saya rasa kita (Australia) juga bisa mendapatkannya," ujar profesor asal Australia ini, belum lama ini.
Virus MERS dimulai di Timur Tengah dan telah dideteksi di seluruh dunia. Virus ini memiliki kaitan dengan virus mematikan SARS, yang menewaskan 800 orang di tahun 2002. Warga yang berpergian ke sejumlah tempat terdampak virus, seperti Timur Tengah diperingatkan untuk waspada. "Jika kita (Australia) menemukan kasus, kita sudah siapkan dengan baik," tegas Professor Baggoley.
Virus MERS di Australia
Hingga saat ini, belum ditemukan kasus MERS di Australia, tetapi ada beberapa sampel virus ini di laboratorium milik lembaga peneliti CSIRO di Geelong, Victroia. Para peneliti telah mempelajari sampel dari virus MERS selama 12 bulan.
Mereka meneliti pembentukan virus ini secara genetis dan bagaimana sistem kekebalan tubuh yang berbeda merespon, hal ini akan berguna untuk melakukan tes virus MERS pada manusia. Peneliti juga melakukan tes pada unta-unta yang ada di Australia. MERS menyebar ke manusia melalui kontak dengan unta.
Ada sekitar 300 ribu unta di Australia bagian tengah dan beberapa diantaranya diekspor dari Timur Tengah. Namun peneliti CSIRO, Gary Crameri mengatakan unta di Australia tidak mungkin memiliki virus ini. "Tapi kita punya beberapa spesies kelelawar yang menjadi penyebab virus," ujar Crameri. "Kita baru memiliki unta sekitar 100 tahun, kecil kemungkinannnya meski kemungkinan itu tetap ada."
Ia juga menambahkan tidak ada kelelawar atau unta di Australia yang positif memiliki virus MERS.