Jumat 30 May 2014 15:10 WIB

Pekan Depan, Presiden Palestina dan Israel Akan Bertemu di Vatikan

Rep: c66/ Red: Bilal Ramadhan
Gereja Vatikan
Foto: kenraggio.com
Gereja Vatikan

REPUBLIKA.CO.ID, VATIKAN -- Presiden Palestina, Mahmoud Abbas dan Presiden Israel, Shimon Peres akan bertemu di Vatikan pada 8 Juni mendatang. Pertemuan kedua pemimpin ini ditujukan untuk menghadiri acara doa bersama yang diadakan oleh Paus Pope Francis.

Hal ini diumumkan oleh juru bicara Vatikan, Federico Lombardi yang mengatakan jika kedua pemimpin telah menyepakati pertemuan itu. Paus Francis mengundang dua pemimpin negara, saat ia melakukan perjalanan ke timur tengah pekan lalu.

Langkah paus untuk mengundang dua pemimpin negara yang berkonflik sejak lama ini dinilai sebagai sebuah gerakan politik paling berani. Sejak terpilih menjadi pemimpin Vatikan Maret 2013 lalu, ini adalah langkah pertama yang cukup kontroversial untuk mewujudkan perdamaian.

Pada April lalu, Israel mengakhiri perundingan damai dengan Palestina, setelah Abbas menyepakati perjanjian partainya, Fatah dengan Kelompok Hamas. Israel menganggap Hamas sebagai kelompok teroris dan mengancam akan memberi sanksi finansial pada Palestina jika Abbas tetap menjalankan kesepakatan dengan Hamas.

Paus Francis secara mengejutkan membuat undangan pada kedua pemimpin saat mengakhiri sebuah acara misa di Betlehem Sabtu lalu. Ia mengatakan pada para wartawan jika hendak mengundang kedua pemimpin negara yang berkonflik untuk berdoa bagi perdamaian di Vatikan.

"Membangun perdamaian itu sulit, namun hidup tanpa perdamaian adalah siksaan selamanya," ujar Paus Francis, seperti yang dilansir dari Daily News, Kamis (29/5).

Pihak Vatikan mengatakan jika Abbas dan Peres langsung menyetujui undangan doa bersama itu. 8 Juni juga menjadi tanggal yang disepakati dua pemimpin negara untuk menghadiri acara. Acara doa bersama yang digelar Paus Pope Francis ini membuat banyak pihak bertanya apakah ia mempunyai maksud untuk terlibat dalam perundingan damai Israel-Palestina secara langsung.

Pope juga menolak klaim yang menyatakan dirinya ingin memulai perundingan damai Israel-Palestina kembali. "Ini akan menjadi acara doa bersama murni yang dihadiri dua pemimpin negara, bukan untuk mediasi atau mencari solusi," ujar Pope seperti yang dilansir dari Daily News, Kamis (29/5).

Namun, Pope berharap dengan acara doa bersama yang akan dihadiri Pemimpin Palestina dan Israel ini, dapat membantu mencairkan situasi panas antara kedua negara. Ia berharap perundingan damai antar kedua negara dapat segera dimulai kembali guna mengakhiri konflik berkepanjangan Israel dan Palestina. "Semoga ini dapat menjadi jalan bagi kedamaian Israel dan Palestina," ujar Pope.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement