REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden ACT, Ahyudin mengungkapkan, eskalasi krisis kemanusiaan global telah menjadi bahan perbincangan dan pernyataan sikap badan dunia. Tak terkecuali Perserikatan Bangsa-Bangsa. Namun, hal itu masih belum cukup.
“Sikap dalam bentuk statemen belum sukses mengerem laju penderitaan Muslim di berbagai negara. Perlu sikap lebih tegas dari elemen kemanusiaan dunia,” ungkap Ahyudin merespons terjadinya aksi konflik kekerasan di Republik Afrika Tengah (CAR).
Dalam konflik tersebut, dilaporkan sebanyak 23 ribu orang kehilangan tempat tinggal.Atas kondisi tersebut, pihaknya lantas mengirimkan tim kemanusiaan guna membantu penderitaan warga di negara tersebut. Tim kemanusiaan ACT sedianya berangkat mulai tengah malam ini.
Sebagai negeri berpenduduk Muslim terbesar dunia, bangsa Indonesia tak berlebihan mengajak seluruh dunia peduli, apapun agamanya. Jangan sampai dunia basa-basi apalagi tak bersikap tegas karena penyandang krisis kemanusiaan itu Muslim.
“Indonesia tak bisa bersikap sekali-sekali. Kebaikan itu tuntas, bukan sekali-sekali menolong dan bersuara, tapi kemudian tak ada langkah nyata. Buktikan kita benar-benar konsisten sebagai manusia yang baik dan bangsa yang baik. Mari, kita raih kemuliaan dengan cara memuliakan orang yang menderita, di manapun,” tegas Ahyudin dalam siaran persnya kepada ROL.