Sabtu 31 May 2014 09:59 WIB

Innalillahi, Boko Haram Tembak Mati Seorang Ulama

Rep: ani nursalikah/ Red: M Akbar
Aksi menentang ulah Boko Haram.
Foto: Reuters
Aksi menentang ulah Boko Haram.

REPUBLIKA.CO.ID, MAIDUGURI -- Boko haram diduga berada di balik pembunuhan pemimpin tradisional Muslim dari Gwoza Idriss Timta. Dia diserang di mobilnya bersama ketiga pemimpin Muslim lainnya. Mereka diserang di wilayah Tashan Alade dalam perjalanan menuju Gombe untuk menghadiri pemakaman ulama di sana.

 

"Emir dari Gwoza dibunuh sekitar pukul 09.00 menyusul serangan berdarah oleh sekelompok pria bersenjata yang diyakini sebagai anggota Boko Haram," ujar Sekretaris negara bagian Borno Baba Ahmed Jedah dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Jumat (30/5) waktu setempat.

 

Emir dari Uba, Ali Ibn Ismaila Mamza dan Emir dari Askira, Abdullahi Ibn Muhammadu Askirama juga berada dalam rombongan, tetapi berhasil selamat dari tembakan.

 

Pada Juli 2012, bom bunuh diri mencoba membunuh emir paling kuat ketiga di Nigeria Umar Garbai El-Kanemi dari Borno usai shalat Jumat. Dia berhasil selamat, namun lima orang tewas. Tahun lalu, konvoi emir dari Kano juga menjadi sasaran serangan.

 

Pemimpin Muslim Nigeria, Sultan dari Sokoto, Sa'ad Abubakar III menyerukan persatuan untuk melawan Boko Haram dalam pidatonya akhir pekan lalu di Masjid Nasional. Dia meminta agar pengikutnya mendukung pemerintah.

 

Laporan awal menunjukkan orang-orang bersenjata itu sedang mencari cara untuk menculik para emir sebagai tebusan untuk mendanai pemberontakan antipemerintah mereka.

 

Sebelumnya, Selasa lalu, Boko Haram melepaskan empat dari 250 siswi yang mereka culik di Chibok, Borno. Keempatnya dibebaskan karena sakit dan membutuhkan bantuan medis.

 

Komisioner pendidikan Musa Inuwa mengatakan empat siswi tersebut telah berkumpul bersam keluarganya. Dia menolak menjelaskan secara rinci bagaimana gadis-gadis itu bisa bebas atau kapan kejadiannya.

 

Pejabat pemerintah Borno mengatakan belum jelas kapan para gadis itu bebas. Kemungkinan mereka bebas beberapa pekan lalu.

 

Penculikan ratusan pelajar putri oleh Boko Haram menjadi perhatian dunia internasional. Kepala Staf Pertahanan Udara Marsekal Alex Badeh mengatakan militer telah mengetahui dimana para siswi berada. Militer belum melakukan upaya pembebasan karena khawatir upaya itu justru akan membahayakan nyawa para gadis.

 

Sebagian besar pejabat berpikir upaya pembebasan sangat berisiko tinggi. Para pelajar bisa dibunuh oleh penculiknya.

 

Militer mendapat kritik keras dari dalam dan luar negeri karena dinilai gagal melindungi pelajar dan lamban dalam menangani krisis. Badeh menyatakan melakukan semua hal yang ia bisa untuk menyelamatkan para pelajar.

 

"Tidak masalah dengan semua kritik. Angkatan Bersenjata Nigeria akan melanjutkan tugas sesuai sumpah. Kami memiliki mitra internasional yang bekerja bersama kami untuk membebaskan para gadis," ujar dia.

 

Presiden Goodluck Jonathan menyatakan akan berperang habis-habisan terhadap Boko Haram. Dia telah memberi kuasa pada militer untuk menggunakan segala cara yang diperlukan untuk itu.

 

"Saya berkeinginan melindungi demokrasi kita, persatuan nasional kita dan stabilitas politik dengan berperang melawan terorisme," katanya saat memberi pidato di televisi dalam peringatan Hari Demokrasi, Kamis, dikutip dari Al Jazeera.

 

Para pemimpin negara Afrika Barat akan menggelar konferensi tingkat tinggi darurat di Ghana. Pertemuan akan mendiskusikan masalah keamanan kawasan, termasuk situasii di Mali dan Nigeria.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement