Sabtu 31 May 2014 16:55 WIB

Pemberontak Rwanda Mulai Menyerah

Gerilyawan Demokratik untuk Pembebasan Rwanda (FDLR) menyerahkan diri dengan menyerahkan senjata mereka.
Foto: Reuters/Kenny Katombe
Gerilyawan Demokratik untuk Pembebasan Rwanda (FDLR) menyerahkan diri dengan menyerahkan senjata mereka.

REPUBLIKA.CO.ID, BULEUSA -- Para pemberontak Rwanda di timur Republik Demokratik Kongo mulai apa yang mereka klaim langkah pertama dalam melucuti senjata para pejuang mereka. Tetapi, mereka memperingatkan bahwa kelanjutan proses akan tergantung pemerintah Kigali menyetujui pembicaraan.

Pasukan Demokratik untuk Pembebasan Rwanda (FDLR) mengatakan bulan lalu bahwa mereka akan meletakkan senjata mereka dan mengabdikan diri untuk perjuangan politik.

Sekitar 100 pejuang menyerah dalam upacara di Provinsi Kivu Utara. Mereka menyerahkan senjata berat termasuk beberapa artileri. Demikian menurut seorang saksi mata kepada Reuters.

"Dengan tindakan ini, itikad baik masyarakat internasional terpanggil untuk memikul tanggung jawab guna mendapatkan dialog politik di antara Rwanda," kata ketua FDLR, Jenderal Victor Byiringiro.

Pihak berwenang di Rwanda telah berulang kali menolak kemungkinan perundingan dengan FDLR, yang Kigali anggap satu organisasi teroris yang mendukung ideologi genosida.

Terdiri sebagian mantan tentara dan milisi Hutu yang melarikan diri ke Kongo setelah membantai sekitar 800.000 orang Tutsi dan Hutu moderat selama genosida Rwanda 1994, FDLR sejak itu berusaha menggulingkan pemerintah Presiden Paul Kagame.

Mereka secara teratur dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia, termasuk pembantaian sipil.

''Pekan ini para pejuang FDLR membakar rumah-rumah dan sekolah di distrik Walikale Kivu Utara, selama bentrokan dengan kelompok milisi saingan,'' menurut radio yang disponsori PBB.

 

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement