REPUBLIKA.CO.ID, AIDUGURI -- Sultan senior di Timur Laut negara bagian Borno tewas dibunuh ketika tengah konvoi melalui jalur darat untuk menghadiri pertemuan ulama senior. Sultan Nigeria ini ditembak oleh orang-orang bersenjata yang diduga merupakan anggota Boko Haram.
"Orang-orang bersenjata itu melepaskan tembakan dengan target khusus kepada tiga amir," ujar sekretaris negara Borno, Baba Ahmed Jedah sebagaimana dikutip Reuters pada Sabtu (31/5). Dijelaskannya, Idrissa Timta tewas sekitar pukul 9:00 (0800 GMT) Jumat setelah serangan berdarah oleh beberapa orang bersenjata yang diduga anggota Boko Haram.
Menurut pernyataan itu, Emir berada di perusahaan dari Emir Askira, Alhaji Abdullahi Ibn Muhammadu Askirama dan Emir Uba, Alhaji Ali Ibn Ismaila Mamza. Ketiganya sedang dalam perjalanan ke kota Biu,” tambahnya.
Ia bercerita, dalam perjalanan konvoi ke Biu, mereka disergap oleh orang-orang di sekitar gun Tashan Alade, segera setelah melewati Garkida. Orang-orang bersenjata itu, lanjut dia, secara khusus menargetkan kendaraan yang dikendarai tiga Emir, lantas melepaskan tembakan.
"Sayangnya, Emir dari Gwoza dibunuh oleh penyerang sedangkan emir dari Askira dan Uba lolos tanpa cedera," tambahnya. Seorang polisi dalam konvoi juga tak luput dari sasaran tembak, namun ia selamat.
Sebelumnya, puluhan ulama Muslim Nigeria tewas selama beberapa tahun terakhir setelah menghadapi tuduhan dari Boko Haram bahwa mereka telah mengkhianati otoritas keimanan mereka kepada pemerintah sekuler. Sebelumnya pada bulan Februari, ulama salafi terkemuka Nigeria anti-Boko Haram Sheikh Mohamed Awwal Adam Albani dibunuh beserta istri dan anaknya. Pembunuhnya sendiri belum bisa diidentifikasi.
Pemimpin Muslim Nigeria, Sultan Sokoto, Sa'ad Abubakar III dalam pidato publik pada akhir pekan lalu di Masjid Nasional menyerukan persatuan melawan Boko Haram. Ia mendesak pengikutnya untuk mendukung pemerintah .
Boko Haram merupakan sebuah istilah Hausa yang berarti "pendidikan Barat adalah dosa". Kelompok militan ini mengatakan mereka memerangi musuh yang mengabaikan korupsi dengan kekerasan dan penangkapan.