REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia dalam pertemuan tingkat Duta Besar Komite di washington DC, AMerika Serikat, pada 28 Mei lalu mengusulkan pembentukan Kaukus ASEAN di Kongres AS. Demikian pernyataan pers dari Kedutaan Indonesia di Washington, Ahad (1/6).
"Meskipun potensi ASEAN sangat besar terhadap perekonomian AS, hanya 26 persen anggota Kongres AS yang memiliki perhatian terhadap kawasan kita," kata Dubes Indonesia untuk Amerika Serikat Budibowo Leksono.
Budibowo memaparkan ASEAN merupakan mitra dagang terbesar keempat bagi AS setelah Kanada, Meksiko, dan Cina. Disaat yang sama, lanjut dia, AS merupakan mitra dagang terbesar ketiga bagi ASEAN yang telah menciptakan kurang lebih 560 ribu lapangan pekerjaan bagi Amerika Serikat.
"Investasi AS di negara ASEAN lebih besar dibandingkan dengan investasi AS di Cina, India, Korea Selatan, Hong Kong, Taiwan dan Selandia Baru jika seluruh negara tersebut digabungkan," tambah Budibowo.
Menurutnya, dalam satu dekade, pertumbuhan investasi negara ASEAN di AS naik lebih dari 1.440 persen dari 1.8 miliar dolar AS di tahun 2001 menjadi 27.5 miliar dolar AS di tahun 2012. "Nilai tersebut lebih besar jika dibandingkan investasi Cina, Hong Kong, India, Taiwan dan Selandia Baru jika digabungkan," ujarnya.
Selain sektor perdagangan dan investasi, sekitar 47.000 mahasiswa dan pelajar negara ASEAN di tahun akademik 2012/2013 telah berkontribusi lebih dari 1.4 miliar dolar AS terhadap perekonomian negara adidaya tersebut. Hal lain yang juga diangkat Dubes Budibowo adalah peran penting Kongres AS dalam proses pengambilan kebijakan di AS baik yang bersifat kebijakan domestik maupun kebijakan luar negeri AS.
"Anggota Kongres memiliki peran penting dalam meningkatkan kemitraan strategis AS dan ASEAN khususnya pada tahun 2015 saat Komunitas ASEAN terbentuk," katanya.
Indonesia telah didaulat menjadi Ketua Komite ASEAN periode bulan Mei-Agustus 2014. Dalam pertemuan perdana dibawah kepemimpinan Indonesia tersebut, hadir sembilan dubes ASEAN lainnya dan dilanjutkan pertemuan dengan Daniel Russel (Deputi Menteri Luar Negeri AS urusan Asia Timur dan Pasifik) dan Scot Marciel (mantan Dubes AS untuk Indonesia) serta Colin Willett (Direktur kawasan Asia Tenggara, National Security Council, Gedung Putih).