REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan negara-negara di dunia untuk tidak mengakui pemerintahan baru Palestina.
Hal tersebut diungkapkan Netanyahu setelah dua faksi besar Palestina yang selama ini berseberangan, yakni Fatah dan Hamas, bersatu dan menyepakati sebuah pemerintahan koalisi.
Selama ini, Israel dan Barat telah memasukkan Hamas ke dalam organisasi teroris karena dianggap tidak memiliki itikad berdamai.
Namun, langkah mengejutkan ditempuh Presiden Palestina dari kelompok Fatah, Mahmoud Abbas, yang menggalang rekonsilisi dengan Hamas April lalu. Senin (2/6) ini, kedua kelompok berencana mengumumkan sebuah pemerintahan persatuan di antara mereka.
Merespons hal tersebut, Netanyahu menyeru kepada dunia untuk tidak mengakui pemerintahan yang dianggap ancaman besar bagi negara Yahudi Israel.
"Hamas adalah organisasi teroris yang menginginkan kehancuran Israel, jadi komunitas dunia tidak semestinya mendukung mereka,” ujar Netanyahu, Ahad (1/6), seperti dilansir //Reuters.