REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Dalam triwulan kedua 2014, Indonesia akan mengurangi permintaan ekspor sapi hidup dari Australia sebanyak sekitar 70 ribu ekor. Awalnya, Indonesia memesan 273 ribu ekor sapi untuk bulan April, Mei, dan Juni.
Namun, jumlah ini dikurangi untuk menyesuaikan dengan jumlah permintaan.
Ben Hindle dari Asosiasi Pengekspor Ternak Wilayah Utara, menyatakan bahwa banyaknya sapi dan daging kotakan yang masuk ke Indonesia telah memenuhi permintaan pasar lebih cepat dibanding yang diperkirakan. "Importir-importir di Indonesia telah mengurangi operasi mereka dikarenakan isu permintaan," ucapnya, baru-baru ini.
"Ada banyak daging sapi dan Indonesia mengimpor banyak daging sapi kotakan dari pantai timur Australia, yang memasuki pasar, dan berdampak pada perdagangan ekspor ternak hidup."
Menurut Hindle, Australia bagian utara kemungkinan mengekspor sekitar 200 ribu ekor sapi ke Indonesia selama triwulan kedua. Itu saja sudah merupakan jumlah yang besar, dan industri ini pun sibuk.
"Bahkan 200 ribu ekor pun sudah termasuk jumlah sapi yang banyak, dan memudahkan produsen, pengekspor dan pengimpor untuk terus memenuhi permintaan dalam jumlah banyak, yaitu yang dilakukan Indonesia."
Hindle menyatakan bahwa permintaan dan harga sapi hidup diperkirakan akan meningkat sekitar bulan Ramadhan, yang akan dimulai akhir Juni tahun ini.