Senin 02 Jun 2014 18:49 WIB

Malaysia Pastikan Cadbury Tak Mengandung DNA Babi

Rep: c91/Elba Damhuri/ Red: Bilal Ramadhan
Cadburry
Cadburry

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR-- Berdasarkan tes terbaru yang dilakukan pemerintah Malaysia, ternyata Coklat merek Cadbury tak mengandung DNA babi. Hasil tersebut bertentangan dengan temuan lembaga Islam di negeri Jiran itu sebelumnya.

Cadbury merupakan coklat terlaris di Malaysia. Pekan lalu camilan manis buatan Mondelez International Inc, Inggris,itu diduga mengandung DNA babi di dalamnya. Sehingga beberapa kelompok Islam di Malaysia, memboikot semua produk dari Cadbury.

Departemen Pengembangan Islam Malaysia (Jakim), menyatakan dari 11 sampel yang diuji pertama kali, seperti Cadbury Dairy Milk Hazelnut, Cadbury Dairy Milk Roast Almond dan lainnya, tak ada yang positif mengandung DNA babi. Meski begitu, Jakim tetap akan menangguhkan sertifikasi halal Cadbury, sambil menunggu pemeriksaan lebih lanjut.

Jakim adalah satu-satunya lembaga yang memastikan produk halal di Malaysia. Tes sebelumnya dilakukan pada Februari lalu oleh Kementerian Kesehatan negara persemakmuran Inggris tersebut dengan mengambil beberapa sampel dari rak-rak toko.

Jakim menjelaskan, tes itu tak adil bagi Cadbury, karena produk bisa saja terkontaminasi setelah meninggalkan pabrik. Pihak Cadbury Malaysia, selama ini sudah memastikan kehalalan produknya. Sehingga mereka siap bekerjasama dengan pemerintah untuk menyelesaikan masalah ini.

Pekan lalu, kelompok konsumen Muslim Malaysia meminta pemnerintah memboikot semua produk Mondelez.

Mereka menegaskan tak akan berhenti sampai kementerian kesehatan sepakat dengan hasil baru yang dirilis

Jakim.

"Masih banyak tanda tanya di sana," ujar Sheikh Abdul Kareem Khadaied, Kepala Penelitian Asosiasi

Konsumen Muslim Malaysia.

Pejabat di kementerian kesehatan sendiri mengatakan kepada Reuters, telah menyerahkan seluruh masalah kepada lembaga Islam. Melihat fakta di Malaysia, di beberapa negara mayoritas Muslim lain, seperti Indonesia dan Arab Saudi turut menguji produk Cadbury. Kekhawatiran atas standar makanan halal bisa membahayakan penjualan Mondelez di berbagai pasar Muslim di dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement