REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Para aktivis mulai membaca nama-nama 100 ribu orang yang tewas di Suriah di luar markas besar Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), Senin (2/6).
Selusin warga Suriah-Amerika yang menentang Presiden Bashar al- Assad memulai acara yang lambat di New York Dag Hammarskjold Plaza, Amerika Serikat (AS), satu jam kemudian daripada yang diiklankan di Facebook.
"Nama-nama dari 100 ribu dari lebih 160 ribu orang yang tewas selama tiga tahun perang sipil akan dibaca selama periode 24-jam di kota-kota di seluruh Amerika Utara, Eropa dan di wilayah Suriah," kata mereka.
Para demonstran mengangkat spanduk bertuliskan : "Lebih dari 160 ribu tewas di Suriah. Berapa banyak lagi? #100000Names," dengan bendera Amerika Serikat dan Suriah, saat lalu lintas di New York bergemuruh dan beberapa berhenti untuk menonton.
Perbedaan tajam antara Tiongkok dan Rusia, yang telah memveto empat resolusi mengenai Suriah, dan negara-negara Barat telah melumpuhkan upaya Dewan Keamanan untuk menemukan solusi untuk konflik brutal itu.
Para aktivis mengatakan mereka memilih lokasi sehingga Dewan Keamanan bisa melihat hasil-hasil kelambanan mereka. "Ini sangat menyakitkan bagi kita untuk mengetahui bahwa kita akan bangun besok dan Bashar al-Assad telah menjadi presiden lagi untuk jangka waktu tujuh tahun berikutnya," kata aktivis dan penulis Lina Sergie Attar kepada AFP.
"Orang-orang mati, para pengungsi, mereka yang diperkosa, orang-orang cacat. Semua ini adalah prestasi dari orang ini yang ingin mendeklarasikan dirinya sebagai presiden sekali lagi dan itulah apa yang kita protes," katanya menambahkan.
Nama-nama korban akan dibagikan dan dibacakan oleh para aktivis dalam pementasan peristiwa serupa di New York, London, Toronto, Chicago, Los Angeles, Berlin, Frankfurt, Paris dan di Suriah.