Selasa 03 Jun 2014 19:27 WIB

Pakar: Australia Harus Siapkan Diri Hadapi Suhu Panas Ekstrim

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Menurut sejumlah pakar, kota-kota di Australia harus menerapkan strategi untuk menghadapi suhu ekstrim, terutama gelombang panas. Salah satu strateginya adalah menghindari penggunaan jalan dan atap berwarna hitam, karena itu bisa mengakibatkan 'perangkap' suhu panas.

Lebih banyak orang Australia yang meninggal akibat gelombang panas dibanding yang meninggal  akibat kebakaran hutan atau badai. Menurut ahli-ahli meteorologi, sistem cuaca El Nino yang akan datang kemungkinan akan menambah suhu musim panas tahun ini.

Sejumlah ilmuwan sedang mencari tahu cara menurunkan suhu kota-kota di Australia, antara lain dengan menggunakan aspal berwarna terang. Selain itu, menanam lebih banyak pohon, dan menyarankan pelarangan atap berwarna hitam. "Seringkali, orang Australia terlalu percaya diri dengan kemampuan mereka bertahan dalam suhu amat panas," jelas Profesor Liz Hanna, seorang pakar kesehatan lingkungan dari Australian National University, belum lama ini.

"Kita kira kita bisa bertahan, karena kita tinggal di negara yang panas. Tapi masalahnya sekarang ini kita menghadapi keekstriman yang belum pernah kita alami sebelumnya,"

Menurut laporan dari pemerintah, pada tahun 2050 atau sebelumnya, sebuah peristiwa panas ekstrim di Melbourne bisa menewaskan lebih dari 1.000 orang dalam waktu beberapa hari, kecuali ada persiapan yang lebih baik.

Menurut para ilmuwan, suhu panas bisa diperparah oleh lingkungan perkotaan. Lingkungan ini bisa meningkatkan suhu sebanyak empat hingga tujuh derajat Celcius, terutama di malam hari. Ini pun bisa mengakibatkan kematian.

Menurut Profesor Nigel Tapper, pakar iklim urban dari Monash University, Melbourne suhu bisa meningkat amat drastis di tempat-tempat tertentu di perkotaan.

"Bila kita berada dalam sebuah tebing urban, di mana suhu udara 35 derajat, dan matahari menyinari permukaan yang gelap dan keras, suhu permukaan itu bisa mencapai 70 derajat," ucapnya, "Ini berarti, suhu udara di tempat itu bisa mencapai sekitar 45 atau 50 derajat."

Banyak rumah dan kompleks perumahan menggunakan atap dan jalan berwarna hitam. Permukaan atap dan jalan macam itu bisa 30 derajat lebih tinggi dibanding suhu udara. Menurut profesor Liz Hanna, ini tidak masuk akal untuk iklim Australia. Kota-kota yang paling terpengaruh adalah Perth, Adelaide, Melbourne dan bagian pinggiran barat kota Sydney.

Menurut tinjauan pemerintahan Kota Melbourne dan sejumlah pakar, gelombang panas tahun 2009, saat ada tiga hari yang suhunya melebihi 43 derajat celcius, mengakibatkan 374 orang meninggal.

Selain itu, ada lebih dari 1.000 panggilan darurat, mati lampu, kegagalan transportasi publik, dan kebakaran hutan, yang mengakibatkan kerugian jutaan dollar. Gelombang panas juga dikaitkan dengan gangguan jiwa, penyebaran penyakit lewat makanan, dan kekerasan.

Namun, sebenarnya hampir seluruh dampak gelombang panas bisa dihindari dengan perencanaan kota yang mendinginkan. Rancangan yang tepat bisa menyeimbangkan suhu hingga sebanyak empat derajat celcius.

Konselor Independen kota Melbourne, Arron Wood, menyatakan bahwa pemerintah kota Melbourne berencana menurunkan suhu kota sebanyak empat derajat dalam waktu 20 tahun, dengan berbagai strategi, termasuk menanam lebih banyak pohon dan vegetasi.

Pohon adalah AC alami, dan satu pohon saja bisa mengubah suhu secara radikal, "Pohon dan taman-taman kita adalah pertahanan pertama terhadap suhu panas," katanya.

Bagi kota-kota seperti Melbourne, lebih banyak pohon berarti penggunaan air pun harus ditinjau kembali.

Pada kemarau terakhir di Australia bagian tenggara, taman-taman dan ruang hijau dibiarkan mengering. Kali ini, ada rencana menyimpan dan mendaur ulang air hujan.

"Tiap tahun, lima ratus miliar liter air jatuh di kota ini, dan yang kita simpan hanya 1 persen," ucap Wood.

Pengkampanye lingkungan kota Sydney, Michael Mobbs, mendinginkan kotanya dengan cara menanam taman-taman kota dengan menggunakan air yang didaur ulang.

"Tahun lalu, saat suhunya melebihi 42 derajat, di sini hanya 32 derajat," katanya.

Selain itu, Mobbs juga menyerukan ujicoba penggunaan aspal berwarna terang. Menurutnya, ini bisa mengurangi suhu sebanyak dua hingga empat derajat.

Solusi murah lainnya, misalnya menanam tanaman rambat di tembok sebelah barat. Ini bisa berperan sebagai penginsulasi. Selain itu, bisa juga memasang kerai luar rumah dan menjaga agar ada daerah hijau di dekat rumah yang mendapat cukup air.

Mereka yang paling rawan terkena dampak gelombang panas adalah yang berusia lanjut, yang kelebihan berat badan, yang mengalami penyakit jiwa, yang masih amat muda, yang miskin dan terkucil secara sosial, dan mereka yang bekerja di luar ruangan.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement