Selasa 03 Jun 2014 15:19 WIB

Suriah Selenggarakan Pemilihan Presiden

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Bilal Ramadhan
Pendukung presiden Suriah, Bashar Al-Assad.
Foto: AP
Pendukung presiden Suriah, Bashar Al-Assad.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT-- Rakyat Suriah mulai memberikan suaranya dalam pemilihan presiden yang dimulai hari ini, Selasa (3/6).Pemilihan Presiden ini adalah yang pertama kali digelar di Suriah selama hampir 50 tahun.

Kampanye presiden secara resmi diakhiri pada Senin (2/6) kemarin. Para pekerja dari tim pemilihan telah mencopot spanduk, poster, dan berbagai atribut kampanye para calon presiden. Kementerian Dalam Negeri Suriah mengatakan terdapat 15,8 juta pemilih yang terdaftar, baik di dalam maupun luar Suriah. Sebanyak 9600 tempat pemungutan suara telah disediakan.

Lokasi pemungutan suara telah dibuka pukul 07.00 pagi waktu setempat. Pengambilan suara akan dilakukan hingga 12 jam ke depan. Namun, hal itu dapat diperpanjang selama lima jam jika ada masih ada pemilih yang datang dalam jumlah banyak.

Pemungutan suara dalam pemilihan presiden ini, hanya dilangsungkan di wilayah-wilayah yang dikuasai Pemerintah Suriah. Hal ini mengakibatkan warga yang berada dalam wilayah kelompok oposisi tidak dapat memberikan hak suaranya.

Pemilihan berlangsung di tengah situasi keamanan yang mengkhawatirkan. Banyak pihak yang takut jika serangan akan terjadi di sekitar tempat pemungutan suara. Hal ini menyusul adanya peringatan dari kelompok oposisisi bahwa mereka akan mencoba untuk mengganggu jalannya pemungutan suara.

"Tidak ada alasan pemilihan presiden ini sah," ujar salah satu pihak oposisi seperti yang dilansir dari Al Jazeera, Selasa (3/6). Pihak oposisi menuding jika pemilihan yang dilangsungkan di Suriah saat ini telah diatur oleh Bassar Al Assad, Presiden yang mereka ingin gulingkan kekuasaannya.

Tuduhan tersebut berawal dari Pemilihan Presiden Suriah yang menghadirkan tiga kandidat. Assad, selaku Presiden yang telah dua kali memimpin Suriah menjadi kandidat dalam pemilihan dan membuat kelompok oposisi geram. Dua kandidat lainnya dinilai oleh oposisi merupakan sosok yang tidak begitu dikenal.

Dua pesaing Assad itu adalah Maher Al-Hajjad dan Hassan Al-Nuri. Assad diperkirakan akan dengan mudah memenangkan pemilihan, yang mana memungkinkan ia untuk menduduki jabatan Presiden ketiga kalinya. Namun, menanggapi hal itu, Kedua pesaing Assad tidak memberikan banyak komentar.

Pemimpin koalisi oposisi Ahmad al-Jarba menggambarkan pemilihan presiden ini adalah "Teater yang ditulis dengan darah rakyat Suriah." Selain itu, Jarba menuding jika Assad akan menyerang lokasi pemungutan suara kemudian membuat hal itu seolah dilakukan oleh oposisi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement