Selasa 03 Jun 2014 20:09 WIB

Situasi di Gaza Belum Berubah

Rep: c66/ Red: Hazliansyah
Bendera Palestina
Foto: AP
Bendera Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasca-bersatunya Hamas dan Fatah, situasi di jalur Gaza belum mengalami perubahan secara signifikan. Hal ini dikatakan oleh Abdillah Onim, relawan dari Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) dari Indonesia yang menetap di  Gaza.

Abdillah mengatakan hingga saat ini keamanan di jalur Gaza masih belum terjamin. Pada Ahad (1/6) lalu, Israel meluncurkan serangan roket ke Gaza. Pejuang Hamas di jalur Gaza juga meluncurkan serangan balasan. 

Abdillah juga mengatakan saat ini Hamas masih sakit hati terhadap Presiden Palestina, Mahmud Abbas yang menyatakan Israel adalah sahabat Palestina. Seperti yang diketahui, Hamas sangat bertentangan dengan Israel bahkan kerap saling melakukan perlawanan di jalur Gaza. Namun demikian, Hamas menyadari jika Palestina harus bersatu untuk mewujudkan cita-cita bangsa tersebut, bebas dari penjajahan.

Abdillah juga mengatakan tidak seluruh warga Palestina mendukung persatuan di Pemerintahan Palestina. Banyak dari mereka tidak memberikan komentar tentang pembentukan kabinet baru yang menyatukan Fatah dan Hamas.

"Saya melihat jika banyak diantara Fatah dan Hamas yang tidak senang dengan persatuan, namun saya berharap ini bukan pertanda buruk," ujar Abdillah, Selasa (3/6). Ia juga mengatakan kedua kubu harus saling menahan ego untuk dapat mewujudkan Palestina sebagai negara yang bersatu dan berdaulat. 

Abdillah tidak ingin jika nantinya warga Palestina menjadi korban perebutan kekuasaan, seperti yang banyak terjadi di negara-negara Timur Tengah.

Dengan adanya persatuan Fatah dan Hamas, Abdillah mengatakan pejuang di Gaza tidak akan menghentikan perlawanan pada Israel. Persatuan bukan berarti menghentikan cara yang mereka lakukan selama ini untuk mengehntikan penjajahan Israel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement